Kerjaan
jin
Bangsa
jin hidup dialam gaib, kita tidak mengetahuinya kecuali berdasarkan keterangan
dari Al-quran dan hadis nabi. Tak semua bangsa jin menempuh jalan sesat dan
bergabung dengan pasukan Iblis.
Diantara mereka ada yang beriman sebagaimana
manusia, mereka hidup bermasyarakat sebagaimana kita, mereka memiliki pemimpin
yang adil dan pemimpin yang jahat sebagaimana kita, diantara mereka ada yang
menyeru pada kebenaran dan ada pula yang menjadi dukun-dukun dan bersekutu
dengan dukun-dukun manusia dan manusia jahat.
Bangsa
jin sebagaimana manusia, kemampuannya bertingkat-tingkat mulai dari raja jin
sampai tingkat rendahan. Lalu bagaimanakah tipudaya terbesar yang mereka
lakukan untuk manusia?
Allah
SWT banyak menciptakan mahluk, termasuk mahluk halus yang hakekatnya banyak
yang tidak kita ketahui. “Tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit”
(QS. Al-Isra: 85)
Manusia
dan jin diciptakan Allah dari sumber yang berbeda, jin berasal dari api sedangkan
manusia dari tanah. Sebagaimana diinformasikan Allah dalam firmannya yang
artinya: “Sesungguhnya kami menciptakan Manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah menciptakan
Jann sebelum adam dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 26-27)
Iblis termasuk bagian dari bangsa jin yang membangkang
perintah Allah untuk bersujud kepada Adam as, karena kesombongannya ia berkata:
“Aku lebih baik darinya (Adam), Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau
menciptakannya dari Tanah.” (QS. Al-A’araf:12)
Namun
tidak semua bangsa jin menjadi pengikut bangsa Iblis, diantara mereka ada yang
membangkang dan ada yang taat kepada Allah SWT, bangsa jin yang jahat inilah
yang biasa disebut syetan, mereka adalah anak cucu iblis yang berusaha menggoda
manusia untuk berbuat maksiat. Bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia,
mereka dianugrahi akal dan napsu, dan sekaligus dibebankan syariat, untuk
beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka hidup
berkeluarga bermasyarakat sebagaimana manusia.
Bangsa
jin mempunyai pemimpin sebagaimana tabiat hidup berkelompok, namun tidak bisa
kita dapatkan keterangan baik dari Al-quran atau Hadis bagaimana mereka
menjalankan sistem kepemimpinannya, apakah seperti raja yang diwariskan
turun-temurun atau memiliki cara khusus dalam memilih pemimpin.
Iblis
yang menjadi nenek moyang memiliki pasukan yang salah satu misinya adalah
menggoda manusia, Iblis memiliki tradisi dalam menyerahkan mahkota sebagai
penghormatan pasukan yang berprestasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Rosullullah SAW yang artinya: “Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya
diatas air. Ia mengutus pasukan-pasukannya. Yang paling dekat kedudukannya
adalah yang paling besar fitnahnya. Salah satu pasukannya datang dan berkata:
‘Aku telah melakukan yang demikian dan demikian’. Iblis menjawab: ‘Kamu belum
melakukan apa-apa’. Kemudian salah satu dari pasukanya berkata: ‘Tidaklah aku
meninggalkan seorang suami sampai aku berhasil menceritakan antara dia dan
istrinya.’ Iblispun mendekatkannya sambil berkata: ‘sebaik-baik pasukan adalah
kamu’.” (HR. Muslim)
Apakah
hadis ini menunjukan bahwa kerajaan Jin berada dilautan? Hanya Allah yang
mengethui. Dari hadis ada yang dijadikan tempat yang dijadikan tempattinggal bangsa jin antara lain padang pasir, hutan belantara, rumah kosong,
toilet, dan tempat-tempat kotor seperti sampah. Oleh karena itu kita dianjurkan
untuk membaca do’a perlindungan sebelum memasuki tempat-tempat itu. Selain itu
tempat yang dianggap angker dan penuh misteri menjadi sarang dari bangsa jin.
Misalnya kawasan segitiga bermuda yang dicurigai setiap kapal dan pesawat yang
melewati kawasan itu selalu menghilang.
Kawasan
segitiga bermuda selalu dikait-kaitkan dengan kemunculan Dadjal yang berkongsi
dengan iblis. Spekulasi ini memang tak dapat diuji kebenaranya, menurut
keterangan dari Rosullullah SAW, iblis memiliki pasukan dan setiap pasukan
dikirim kepada setiap manusia untuk menjadi Qorin atau setan yangmendampingi manusia, dan membisikinya untuk berbuat dosa, saat kita lalai
dan melupakan zikir kepada Allah, maka setan dengan mudah menguasai kita. Tak
ada seorangpun yang terbebas dari godan setan, karena ini menjadi janji Iblis
dihadapan Allah SWT kecuali Rosullullah yang memiliki keistimewaan karena
dijaga Allah dari berbuat dosa. Rosullullah SAW bersabda seperti yang di
riwayatkan Ibnu Mas’ud yang artinya: “Setiap kamu memiliki qorin (setan
pendamping) dari bangsa jin, lalu para sahabat bertanya: “Apakah engkau juga”
Rosullullah SAW menjawab: “Aku juga, tetapi Allah telah membantuku untuk
menundukkannya, hingga qorin itu masuk islam, karena itu qorin itu tidak
menyuruhku keculi hal yang baik saja.” (HR. Muslim)
Jin
seperti halnya manusia tidak ada yang abadi, semua yang bernyawa pasti menemui
kematian hanya saja mereka diberi umur yang relatif lebih panjang dari umur
manusia, apa lagi iblis yang Allah panjangkan sampai hari kiamat. Allah SWT
telah memberikan jin sifat tersembunyi, artinya jin tidak bisa terlihat oleh
manusia, sementara mereka bisa melihat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT
yang artinya: “Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu
disuatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf:27)
Disamping
wujud aslinya yang tidak bisa dilihat oleh manusia, Allah membekali jin dengan
beberapa kemampuan lain yang tidak dimiliki manusia. Jin mampu berpindah tempat
dengan kecepatan tinggi, dengan kemampuan itu mereka dapat menjelajah ruang
angkasa. Jin yang durhaka memanfaatkan ini untuk mencuri berita langit,
sehingga mereka mengetahui peristiwa yang akan terjadi dibumi, dan informasi
inilah yang ahirnya disampaikan pada kroni-kroninya yakni tukang ramal,
sehingga kadang-kadang ramalannya tepat. Tetapi semenjak Nabi Muhammad diangkat
menjadi Rosullullah, penjagaan pintu-pintu langit diperketat, jin tidak leluasa
lagi mencuri, ketika mereka ingin mencuri mereka ditembak dengan bola api,
kadang ketika jin-jin ini sebelum sampai untuk mencuri sudah ditembak dengan
bola api sehingga dia tidak mendengar apa-apa, tetapi mereka mengarang cerita
kepada dukun dan tukang ramal.
Jin
juga menguasai pengetahuan dan teknologi, dan bisa jadi pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki oleh jin ini jauh lebih maju dari pada manusia. Allah
SWT telah menceritakan kepada kita, bagaimana jin membentu Nabi Sulaiman as
membangun gedung, arca dan bangunan lainnya yang tentu membutuhkan ilmu yang tinggi
dalam bidang teknologi dan arsitektur bangunan.
“para
jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang
tinggi, patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan priuk
yang tetap (berada ditungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur
(kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang berterima kasih.(QS.
Saba:13)
Tidak
mustahil segala teknologi, informasi yang kita miliki saat ini telah dimiliki
jin berabat-abat yang lalu, meskipun jin makluk gaib dan berarti jin tau segala
sesuatu yang gaib. Jin sama sekali tidak mengetahui masa depan kecuali dengan
prekdiksi-prediksi seperti yang dilakukan oleh manusia.
Dunia
jin hanyalah sedikit dari perkara gaib yang tidak diketahui manusia, diluar
sana masih banyak hal gaib yang tidak diketahui manusia dan jin, seperti dunia
malaikat, hakikat surga dan neraka, hari kiamat dan sebagainya. Wafatnya nabi
Sulaiman adalah bukti nyata akan lemahnya pengetahuan jin, Allah SWT berfirman
yang artinya: “Tat kala kami telah menetapkan kematian Sulaima, tidak ada yang
menunjukan kepada mereka kematian itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka
tatkala ia telah tersungkur, taulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka
mengetahui yang gaib tentulah mereka tidah akan tetap dalam siksa yang
menghinakan.” (QS. Saba: 14)
Sebagian
jin mempunyai kemampuan untuk merubah bentuk, bisa berupa manusia atau binatang
buas, seperti anjing, ular dan kalajengking. Namun dengan demikian, jin tidak
lebih unggul dari manusia hingga manusia menjadi takut dan merendahkan dirinya
menjadi pelayan jin, karena sesungguhnya Allah telah memuliakan manusia lebih
dari mahluk manapun. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya
telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka didaratan dan dilautan,
kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan. (QS.
Al-Isra:70)
Nabi
Sulaiman adalah seorang nabi yang diberi anugrah Allah untuk mampu menaklukan
bangsa jin, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah yang artinya: “Dan kami
tundukan pula kepadanya setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam dan
setan yang terikan dalam belenggu.” (QS. Shaad:37-38)
Dalam
tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa tugas bangsa jin ada yang mendirikan
istana, menyelam kedasar lautan untuk mengambil mutiara dan benda berharga
lainya. Tapi ada pula yang tidak mau tunduk kepada nabi Sulaiman dan kemudian
dibelenggu.
Dikisahkan,
nabi Sulaiman pernah memanggil seluruh rakyatnya dari berbagai mahluk untuk
memindahkan singga sana ratu bilqis dari negeri saba keistananya. Saat itu
salah satu jenis jin yang disebut Iprit yang menyatakan kesanggupannya, hanya
dalam waktu sekejab singga sana ratu Bilqis langsung berpindah dan untuk
menyambut ratu Bilqis bangsa jin diperintahkan untuk membangun istana yang
terbuat dari kaca. Semua kisah ini diceritakan dalam Al-qur’an, namun banyak
kisah nabi Sulaiman yang berkembang dimasyarakat dipengaruhi dengan kisah-kisah
Israhiliyah yang diukil dari dongeng-dongen bani Israil yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Misalnya
dikisahkan bahwa nabi Sulaiman sejak kecil sudah biasa diajak oleh raja jin
yang bernama Toyib dan diajak menjelajahi langit dan alam jin. Dalam kisah lain
kesaktian nabi Sulaiman terletak pada cincinnya yang biasa dikenakannya. Suatu saat
ketika nabi Sulaiman hendak dikamar mandi, cincin itu dititipkan pada istrinya
aminah. Tiba-tiba setan yang menyamar sebagai nabi Sulaiman mengambil cincin
itu dan menduduki singgasannya, hingga nabi Sulaiman hilang kesaktiannya.
Kisah-kisah
inilah yang sering kali diklaim oleh sebagian orang boleh memiliki jimat untuk
menaklukan jin. Cincin, keris atau benda keramat lainya dianggap hanya sebagai
perantara untuk meminta kekuatan dari Allah, bahkan salah satu kisah yang
menceritakan nabi Sulaimanpun dijadikan wirid agar mendapatkan kesaktian yang
dikenal dengan hits Sulaiman. Begini dianggap sesuai dengan syariat, karena
menggunakan ayat-ayat Al-qur’an, padahal sudah jelas, bahwa Rosullullah SAW
melarang semua jenis jimat karena termasuk perbuatan syirik.
Kisah
lain yang tak kalah aneh, konon Nabi Sulaiman sebelum wafat telah menyimpan
berbagai catatan rahasian mengenai kesaktiannya yang disimpan dibawah
singgasana raja.setelah nabi Sulaiman wafat, bangsa jin dengan wujud manusia
berusaha mencurinya. Setelah semua catatan kesaktian nabi Sulaiman dimilikinya
mereka mengajarkan kepada bangsa manusia, inilah sihir yang menjadi ajaran kaum
Primeson dari bangsa Yahudi.
Mu’jizat
nabi Sulaiman berasal dari Allah SWT dan tidak bisa dipelajari dan mustahil
nabi Sulaiman memiliki catatan sihir yang jelas keharamannya dalam syariat
islam. Nabi Sulaiman mewarisi kemuliaan dari nabi Daud ayahnya, dan mereka
mendapat karunia dari Allah SWT hingga disebutkan dalam surat Shaad ayat 30
yang artinya: “Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at kepada
Raabnya” (Qs: Shaad: 30)
Kemampuan
menaklukan jin selain dianugrahkan Allah kepada nabi Sulaiman, menurut para
ulama juga diberikan kepada Rosullullah SAW. Rosullullah pernah mau mengikat
jin iprit yang telah mengganggunya tapi Rosullul melepaskannya. Sebagaimana hadis
dari Abu Hurairah : “Sesungguhnya iprit itu adalah dari jenis jin, semalam ia
telah meludahiku supaya aku memutuskan (membatalkan) solatku, lalu Allah
memberiku kemampuan untuk menangkapnya, kemudian aku menangkapnya dan mau
mengikatnya pada salah satu tiang masjid, sehingga kamu semua dapat melihatnya,
tapi aku teringat doa saudaraku Nabi Sulaiman. ‘ya Tuhanku, Ampunilah aku dan
anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorangpun sesudahku,
sesungguhnya engkaulah yang maha pemberi.’ (QS.Shaad: 35), kemudian aku mengusirnya
dalam keadaan terhina.”
Sungguh
aneh jika ada orang yang mengaku mampu menaklukan jin dan menjadikan tuanya,
dan melakukan apa yang dikendeknya seperti nabi Sulaiman. Mereka semua sungguh
telah terpedaya dengan menjadi budak-budak syaitan. Bangsa jin tidak mungkin mau
memberiny kekuatan kecuali dengan satu syarat, manusia rela dengan menggadaikan
aqidahnya dengan berbagai ritual syirik.
Syetan
telah menyesatkan manusia dengan halus, dengan mengenalkan sihir yang dikenal
dengan sihir putih ada juga yang menyebutnya ilmu hikmah, mereka diajarkan
berbagai wirid yang tidak pernah diajarkan oleh Rosullullah untu memiliki jin
kodam yang akan melayaninya. Kodam atau jin pembantu disebut oleh orang jawa
dengan parewangan. Jin kodam rela membantu manusia untuk melakukan sesuatu yang
tidak mungkin dilakukan manusia pada umumnya. Seperti ilmu kebal, pukulan jarak
jauh atau ilmu kebatinan lainnya.
Bangsa
jin sebagai mana manusia dibebani kewajiban yang sama untuk beribadah kepada
Allah SWT. Manusia diperintahkan Allah untuk bergaul antara sesamanya untuk
memperoleh ketenangan batin, kerja sama yang bai, saling percaya dan saling menyayangi.
Itulah fitrah manusia seperti yang dijelaskan dalam Al-qur’an. Fitrah ini pula
yang menjadikan manusia tidak bisa bergaul dan berhubungan dengan mahluk gaib,
seperti bangsa jin yang sumber
penciptaannya berbeda, Allah SWT telah mengingatkan dalam firman-Nya yang
artinya: “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah
bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin:6)
Dalam
surat lain Allah telah mengingatkan juga dengan tegas : “Hai anak Adam, janganlah
sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaiman ia telah mengeluarkan kedua
ibi bapakmu dari serga, ia menanggalkan dari keduanya pakaianya untuk
memperlihatkan kepada keduaya ‘auratnya, sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya
melihan kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya
kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang yang tidak
beriman.” (QS. Al-A’raf:27)
Meskipun
Al-quran menyebutkan bahwa diantara bangsa jin ada yang beriman, namun kita
tidak bisa membuktikan mana yang bekerja sama denga kita termasuk dari golongan
yang beriman, bagaimana menyakinkan diri kita padahal mereka tidak terlihat,
mereka rela berhubungan dan memberi bantuan kepada kita dengan sebuah syarat
yang perlahan kita akan digiring pada kemaksiatan bahkan kekufuran. Allah
berfirman dalam sebuah hadis qudsi: “dan sesungguhnya Aku telah
menciptakan hamba-hamba-Ku semua dalam
keadaan hanif (lurus), dan sungguh mereka lalu didatangi oleh setan-setan yang
menjauhkan mereka dari agama mereka, mengharamkan apa yang telah Aku halalkan
dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan hal-hal yang tidak pernah
Aku wahyukan kepada mereka sedikitpun.” (HR.Muslim)
Meski
demikian sebagian ulama tidak mengharamkan secara mutlak bekerja sama untuk
meminta bantuan kepada jin. Syaihul Islam Ibnu Taimiyyah dalam majmuk Al-Fathawah
berpendapat bahwa menyeru beribadah untuk taat kepada Allah dan Rosulnua termasuk
pada kalangan bangsa jin. Bekerjasama dengan jin juga bisa dibolehkan untuk
perkara mubah yang dibolehkan sepanjang tidak melanggar syariat islam, misalnya
dengan memberikan sesaji dan menyembelih hewan yang jelas hukumnya syirik. Namum
menurut jumhur para ulama meminta bantuan jin sesungguhnya merupakan bagian
dari bersenag-senang dengan mereka, mengambil manfaat dari mereka untuk
memenuhi kebutuhan mereka, biasanya tidak ada satupun bantuan yang dibeikan jin
terkecuali ada misi tertentu untuk menyesatkannya, hal ini telah disebutkan
oleh Allah SWT dalam firmannya: “Dan ingatlah hari dimana Allah menghimpun mereka
semuanya dan Allah Berfirman: ‘wahai segolongan jin (setan) sesungguhnya kamu
telah banyak menyesatkan manusia.’ Kemudianberkatalah kawan-kawan mereka dari
kalangan manusia: ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah
mendapatkan kesenangan dari sebagian yang lain dan kami telah sampai kepada
waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.” (QS. Al-an’am:128)
Sahabatku,
jangn biarkan dirikita masuk dalm jurang bencana dengan bekerja sama meminta
bantuan dari bangsa jin, menurut Syekh Mu’awali Asyak’rawi ulama Al Azzar
Mesir, tidak mungkin jin yang baik mau diperalat oleh manusia, karena jin
memiliki akal dan kehormatan, artinya begitu banyak bencana yang akan kita
dapatkan jika kita meminta bantuan jin walaupun perkataan itu termasuk tidak
terlarang. Karena meminta bantuan kepada mahluk gaib yang tidak bisa kita lihat
akan menggiring kita pada kesirikan, hati kita akan terhambat dan tergantung
pada kekuatan yang dimiliki oleh bangsa jin, hingga sedikit-demi sedikit hati
kita akan bergeser tidak lagi tawakal kepada Allah SWT dan berubah menjadi
hamba-hamba setan. Semoga informasi mengenai kerajaan jin ini bisa menambah pengetahuan khususnya bagi saya dan
umumnya bagi anda semua yang membacanya. amin