Pages

Pages

Monday, 7 September 2015

KERAJAAN JIN



Kerjaan jin
Bangsa jin hidup dialam gaib, kita tidak mengetahuinya kecuali berdasarkan keterangan dari Al-quran dan hadis nabi. Tak semua bangsa jin menempuh jalan sesat dan bergabung dengan pasukan Iblis.
 Diantara mereka ada yang beriman sebagaimana manusia, mereka hidup bermasyarakat sebagaimana kita, mereka memiliki pemimpin yang adil dan pemimpin yang jahat sebagaimana kita, diantara mereka ada yang menyeru pada kebenaran dan ada pula yang menjadi dukun-dukun dan bersekutu dengan dukun-dukun manusia dan manusia jahat.
Bangsa jin sebagaimana manusia, kemampuannya bertingkat-tingkat mulai dari raja jin sampai tingkat rendahan. Lalu bagaimanakah tipudaya terbesar yang mereka lakukan untuk manusia?
Allah SWT banyak menciptakan mahluk, termasuk mahluk halus yang hakekatnya banyak yang tidak kita ketahui. “Tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit” (QS. Al-Isra: 85)
Manusia dan jin diciptakan Allah dari sumber yang berbeda, jin berasal dari api sedangkan manusia dari tanah. Sebagaimana diinformasikan Allah dalam firmannya yang artinya: “Sesungguhnya kami menciptakan Manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah menciptakan Jann sebelum adam dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 26-27)

Iblis termasuk bagian dari bangsa jin yang membangkang perintah Allah untuk bersujud kepada Adam as, karena kesombongannya ia berkata: “Aku lebih baik darinya (Adam), Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau menciptakannya dari Tanah.” (QS. Al-A’araf:12)
Namun tidak semua bangsa jin menjadi pengikut bangsa Iblis, diantara mereka ada yang membangkang dan ada yang taat kepada Allah SWT, bangsa jin yang jahat inilah yang biasa disebut syetan, mereka adalah anak cucu iblis yang berusaha menggoda manusia untuk berbuat maksiat. Bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia, mereka dianugrahi akal dan napsu, dan sekaligus dibebankan syariat, untuk beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka hidup berkeluarga bermasyarakat sebagaimana manusia.
Bangsa jin mempunyai pemimpin sebagaimana tabiat hidup berkelompok, namun tidak bisa kita dapatkan keterangan baik dari Al-quran atau Hadis bagaimana mereka menjalankan sistem kepemimpinannya, apakah seperti raja yang diwariskan turun-temurun atau memiliki cara khusus dalam memilih pemimpin. 

Iblis yang menjadi nenek moyang memiliki pasukan yang salah satu misinya adalah menggoda manusia, Iblis memiliki tradisi dalam menyerahkan mahkota sebagai penghormatan pasukan yang berprestasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rosullullah SAW yang artinya: “Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya diatas air. Ia mengutus pasukan-pasukannya. Yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar fitnahnya. Salah satu pasukannya datang dan berkata: ‘Aku telah melakukan yang demikian dan demikian’. Iblis menjawab: ‘Kamu belum melakukan apa-apa’. Kemudian salah satu dari pasukanya berkata: ‘Tidaklah aku meninggalkan seorang suami sampai aku berhasil menceritakan antara dia dan istrinya.’ Iblispun mendekatkannya sambil berkata: ‘sebaik-baik pasukan adalah kamu’.” (HR. Muslim)

Apakah hadis ini menunjukan bahwa kerajaan Jin berada dilautan? Hanya Allah yang mengethui. Dari hadis ada yang dijadikan tempat yang dijadikan tempattinggal bangsa jin antara lain padang pasir, hutan belantara, rumah kosong, toilet, dan tempat-tempat kotor seperti sampah. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk membaca do’a perlindungan sebelum memasuki tempat-tempat itu. Selain itu tempat yang dianggap angker dan penuh misteri menjadi sarang dari bangsa jin. Misalnya kawasan segitiga bermuda yang dicurigai setiap kapal dan pesawat yang melewati kawasan itu selalu menghilang.

Kawasan segitiga bermuda selalu dikait-kaitkan dengan kemunculan Dadjal yang berkongsi dengan iblis. Spekulasi ini memang tak dapat diuji kebenaranya, menurut keterangan dari Rosullullah SAW, iblis memiliki pasukan dan setiap pasukan dikirim kepada setiap manusia untuk menjadi Qorin atau setan yangmendampingi manusia, dan membisikinya untuk berbuat dosa, saat kita lalai dan melupakan zikir kepada Allah, maka setan dengan mudah menguasai kita. Tak ada seorangpun yang terbebas dari godan setan, karena ini menjadi janji Iblis dihadapan Allah SWT kecuali Rosullullah yang memiliki keistimewaan karena dijaga Allah dari berbuat dosa. Rosullullah SAW bersabda seperti yang di riwayatkan Ibnu Mas’ud yang artinya: “Setiap kamu memiliki qorin (setan pendamping) dari bangsa jin, lalu para sahabat bertanya: “Apakah engkau juga” Rosullullah SAW menjawab: “Aku juga, tetapi Allah telah membantuku untuk menundukkannya, hingga qorin itu masuk islam, karena itu qorin itu tidak menyuruhku keculi hal yang baik saja.” (HR. Muslim)

Jin seperti halnya manusia tidak ada yang abadi, semua yang bernyawa pasti menemui kematian hanya saja mereka diberi umur yang relatif lebih panjang dari umur manusia, apa lagi iblis yang Allah panjangkan sampai hari kiamat. Allah SWT telah memberikan jin sifat tersembunyi, artinya jin tidak bisa terlihat oleh manusia, sementara mereka bisa melihat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu disuatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf:27)

Disamping wujud aslinya yang tidak bisa dilihat oleh manusia, Allah membekali jin dengan beberapa kemampuan lain yang tidak dimiliki manusia. Jin mampu berpindah tempat dengan kecepatan tinggi, dengan kemampuan itu mereka dapat menjelajah ruang angkasa. Jin yang durhaka memanfaatkan ini untuk mencuri berita langit, sehingga mereka mengetahui peristiwa yang akan terjadi dibumi, dan informasi inilah yang ahirnya disampaikan pada kroni-kroninya yakni tukang ramal, sehingga kadang-kadang ramalannya tepat. Tetapi semenjak Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosullullah, penjagaan pintu-pintu langit diperketat, jin tidak leluasa lagi mencuri, ketika mereka ingin mencuri mereka ditembak dengan bola api, kadang ketika jin-jin ini sebelum sampai untuk mencuri sudah ditembak dengan bola api sehingga dia tidak mendengar apa-apa, tetapi mereka mengarang cerita kepada dukun dan tukang ramal.

Jin juga menguasai pengetahuan dan teknologi, dan bisa jadi pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh jin ini jauh lebih maju dari pada manusia. Allah SWT telah menceritakan kepada kita, bagaimana jin membentu Nabi Sulaiman as membangun gedung, arca dan bangunan lainnya yang tentu membutuhkan ilmu yang tinggi dalam bidang teknologi dan arsitektur bangunan.
“para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi, patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan priuk yang tetap (berada ditungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang berterima kasih.(QS. Saba:13)

Tidak mustahil segala teknologi, informasi yang kita miliki saat ini telah dimiliki jin berabat-abat yang lalu, meskipun jin makluk gaib dan berarti jin tau segala sesuatu yang gaib. Jin sama sekali tidak mengetahui masa depan kecuali dengan prekdiksi-prediksi seperti yang dilakukan oleh manusia.
Dunia jin hanyalah sedikit dari perkara gaib yang tidak diketahui manusia, diluar sana masih banyak hal gaib yang tidak diketahui manusia dan jin, seperti dunia malaikat, hakikat surga dan neraka, hari kiamat dan sebagainya. Wafatnya nabi Sulaiman adalah bukti nyata akan lemahnya pengetahuan jin, Allah SWT berfirman yang artinya: “Tat kala kami telah menetapkan kematian Sulaima, tidak ada yang menunjukan kepada mereka kematian itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, taulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidah akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba: 14)

Sebagian jin mempunyai kemampuan untuk merubah bentuk, bisa berupa manusia atau binatang buas, seperti anjing, ular dan kalajengking. Namun dengan demikian, jin tidak lebih unggul dari manusia hingga manusia menjadi takut dan merendahkan dirinya menjadi pelayan jin, karena sesungguhnya Allah telah memuliakan manusia lebih dari mahluk manapun. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan. (QS. Al-Isra:70)
Nabi Sulaiman adalah seorang nabi yang diberi anugrah Allah untuk mampu menaklukan bangsa jin, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah yang artinya: “Dan kami tundukan pula kepadanya setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam dan setan yang terikan dalam belenggu.” (QS. Shaad:37-38)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa tugas bangsa jin ada yang mendirikan istana, menyelam kedasar lautan untuk mengambil mutiara dan benda berharga lainya. Tapi ada pula yang tidak mau tunduk kepada nabi Sulaiman dan kemudian dibelenggu.

Dikisahkan, nabi Sulaiman pernah memanggil seluruh rakyatnya dari berbagai mahluk untuk memindahkan singga sana ratu bilqis dari negeri saba keistananya. Saat itu salah satu jenis jin yang disebut Iprit yang menyatakan kesanggupannya, hanya dalam waktu sekejab singga sana ratu Bilqis langsung berpindah dan untuk menyambut ratu Bilqis bangsa jin diperintahkan untuk membangun istana yang terbuat dari kaca. Semua kisah ini diceritakan dalam Al-qur’an, namun banyak kisah nabi Sulaiman yang berkembang dimasyarakat dipengaruhi dengan kisah-kisah Israhiliyah yang diukil dari dongeng-dongen bani Israil yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Misalnya dikisahkan bahwa nabi Sulaiman sejak kecil sudah biasa diajak oleh raja jin yang bernama Toyib dan diajak menjelajahi langit dan alam jin. Dalam kisah lain kesaktian nabi Sulaiman terletak pada cincinnya yang biasa dikenakannya. Suatu saat ketika nabi Sulaiman hendak dikamar mandi, cincin itu dititipkan pada istrinya aminah. Tiba-tiba setan yang menyamar sebagai nabi Sulaiman mengambil cincin itu dan menduduki singgasannya, hingga nabi Sulaiman hilang kesaktiannya.
Kisah-kisah inilah yang sering kali diklaim oleh sebagian orang boleh memiliki jimat untuk menaklukan jin. Cincin, keris atau benda keramat lainya dianggap hanya sebagai perantara untuk meminta kekuatan dari Allah, bahkan salah satu kisah yang menceritakan nabi Sulaimanpun dijadikan wirid agar mendapatkan kesaktian yang dikenal dengan hits Sulaiman. Begini dianggap sesuai dengan syariat, karena menggunakan ayat-ayat Al-qur’an, padahal sudah jelas, bahwa Rosullullah SAW melarang semua jenis jimat karena termasuk perbuatan syirik.

Kisah lain yang tak kalah aneh, konon Nabi Sulaiman sebelum wafat telah menyimpan berbagai catatan rahasian mengenai kesaktiannya yang disimpan dibawah singgasana raja.setelah nabi Sulaiman wafat, bangsa jin dengan wujud manusia berusaha mencurinya. Setelah semua catatan kesaktian nabi Sulaiman dimilikinya mereka mengajarkan kepada bangsa manusia, inilah sihir yang menjadi ajaran kaum Primeson dari bangsa Yahudi.
Mu’jizat nabi Sulaiman berasal dari Allah SWT dan tidak bisa dipelajari dan mustahil nabi Sulaiman memiliki catatan sihir yang jelas keharamannya dalam syariat islam. Nabi Sulaiman mewarisi kemuliaan dari nabi Daud ayahnya, dan mereka mendapat karunia dari Allah SWT hingga disebutkan dalam surat Shaad ayat 30 yang artinya: “Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at kepada Raabnya” (Qs: Shaad: 30)

Kemampuan menaklukan jin selain dianugrahkan Allah kepada nabi Sulaiman, menurut para ulama juga diberikan kepada Rosullullah SAW. Rosullullah pernah mau mengikat jin iprit yang telah mengganggunya tapi Rosullul melepaskannya. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah : “Sesungguhnya iprit itu adalah dari jenis jin, semalam ia telah meludahiku supaya aku memutuskan (membatalkan) solatku, lalu Allah memberiku kemampuan untuk menangkapnya, kemudian aku menangkapnya dan mau mengikatnya pada salah satu tiang masjid, sehingga kamu semua dapat melihatnya, tapi aku teringat doa saudaraku Nabi Sulaiman. ‘ya Tuhanku, Ampunilah aku dan anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorangpun sesudahku, sesungguhnya engkaulah yang maha pemberi.’ (QS.Shaad: 35), kemudian aku mengusirnya dalam keadaan terhina.”
Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku mampu menaklukan jin dan menjadikan tuanya, dan melakukan apa yang dikendeknya seperti nabi Sulaiman. Mereka semua sungguh telah terpedaya dengan menjadi budak-budak syaitan. Bangsa jin tidak mungkin mau memberiny kekuatan kecuali dengan satu syarat, manusia rela dengan menggadaikan aqidahnya dengan berbagai ritual syirik.

Syetan telah menyesatkan manusia dengan halus, dengan mengenalkan sihir yang dikenal dengan sihir putih ada juga yang menyebutnya ilmu hikmah, mereka diajarkan berbagai wirid yang tidak pernah diajarkan oleh Rosullullah untu memiliki jin kodam yang akan melayaninya. Kodam atau jin pembantu disebut oleh orang jawa dengan parewangan. Jin kodam rela membantu manusia untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan manusia pada umumnya. Seperti ilmu kebal, pukulan jarak jauh atau ilmu kebatinan lainnya. 

Bangsa jin sebagai mana manusia dibebani kewajiban yang sama untuk beribadah kepada Allah SWT. Manusia diperintahkan Allah untuk bergaul antara sesamanya untuk memperoleh ketenangan batin, kerja sama yang bai, saling percaya dan saling menyayangi. Itulah fitrah manusia seperti yang dijelaskan dalam Al-qur’an. Fitrah ini pula yang menjadikan manusia tidak bisa bergaul dan berhubungan dengan mahluk gaib, seperti bangsa jin  yang sumber penciptaannya berbeda, Allah SWT telah mengingatkan dalam firman-Nya yang artinya: “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin:6)

Dalam surat lain Allah telah mengingatkan juga dengan tegas : “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaiman ia telah mengeluarkan kedua ibi bapakmu dari serga, ia menanggalkan dari keduanya pakaianya untuk memperlihatkan kepada keduaya ‘auratnya, sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihan kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf:27)

Meskipun Al-quran menyebutkan bahwa diantara bangsa jin ada yang beriman, namun kita tidak bisa membuktikan mana yang bekerja sama denga kita termasuk dari golongan yang beriman, bagaimana menyakinkan diri kita padahal mereka tidak terlihat, mereka rela berhubungan dan memberi bantuan kepada kita dengan sebuah syarat yang perlahan kita akan digiring pada kemaksiatan bahkan kekufuran. Allah berfirman dalam sebuah hadis qudsi: “dan sesungguhnya Aku telah menciptakan  hamba-hamba-Ku semua dalam keadaan hanif (lurus), dan sungguh mereka lalu didatangi oleh setan-setan yang menjauhkan mereka dari agama mereka, mengharamkan apa yang telah Aku halalkan dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan hal-hal yang tidak pernah Aku wahyukan kepada mereka sedikitpun.” (HR.Muslim)

Meski demikian sebagian ulama tidak mengharamkan secara mutlak bekerja sama untuk meminta bantuan kepada jin. Syaihul Islam Ibnu Taimiyyah dalam majmuk Al-Fathawah berpendapat bahwa menyeru beribadah untuk taat kepada Allah dan Rosulnua termasuk pada kalangan bangsa jin. Bekerjasama dengan jin juga bisa dibolehkan untuk perkara mubah yang dibolehkan sepanjang tidak melanggar syariat islam, misalnya dengan memberikan sesaji dan menyembelih hewan yang jelas hukumnya syirik. Namum menurut jumhur para ulama meminta bantuan jin sesungguhnya merupakan bagian dari bersenag-senang dengan mereka, mengambil manfaat dari mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka, biasanya tidak ada satupun bantuan yang dibeikan jin terkecuali ada misi tertentu untuk menyesatkannya, hal ini telah disebutkan oleh Allah SWT dalam firmannya: “Dan ingatlah hari dimana Allah menghimpun mereka semuanya dan Allah Berfirman: ‘wahai segolongan jin (setan) sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia.’ Kemudianberkatalah kawan-kawan mereka dari kalangan manusia: ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapatkan kesenangan dari sebagian yang lain dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.” (QS. Al-an’am:128)

Sahabatku, jangn biarkan dirikita masuk dalm jurang bencana dengan bekerja sama meminta bantuan dari bangsa jin, menurut Syekh Mu’awali Asyak’rawi ulama Al Azzar Mesir, tidak mungkin jin yang baik mau diperalat oleh manusia, karena jin memiliki akal dan kehormatan, artinya begitu banyak bencana yang akan kita dapatkan jika kita meminta bantuan jin walaupun perkataan itu termasuk tidak terlarang. Karena meminta bantuan kepada mahluk gaib yang tidak bisa kita lihat akan menggiring kita pada kesirikan, hati kita akan terhambat dan tergantung pada kekuatan yang dimiliki oleh bangsa jin, hingga sedikit-demi sedikit hati kita akan bergeser tidak lagi tawakal kepada Allah SWT dan berubah menjadi hamba-hamba setan. Semoga informasi mengenai kerajaan jin ini bisa menambah pengetahuan khususnya bagi saya dan umumnya bagi anda semua yang membacanya. amin