1.Sekilas tentang kakau/coklat
Kakau/coklat adalah tanam yang banyak hidup dihutan hujan tropis di Amerika Selatan dan banyak digemari/disukai banyak masyarat, tidak hanya di Indonesia melainkan diseluruh belahan dunia. kakao berbunga berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim. Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5 tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik. Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush) dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini. Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara April-Juli.
2. Persiapan Lahan
Sebelum membudidayakan tanaman kakau/coklat, yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah mempersiapkan lahan yang akan kita tanami.
Dalam mempersiapkan lahan, dianjurkan tidak boleh terlalu terbuka dan harus memiliki tanaman penaung agar tanaman kakau yang masih kecil tidak meti sebelum berbuah.
Tanaman penaung yang banyak digunakan adalah pohon kelapa dan lamtoro, dan jika kakau sudah terlihat mendekati usia buah maka tanaman penaung harus sedikit dikurangai.
Lakukan juga penyiangan terhadap rumput liar agar pada saat penanaman tidak terdapat rumput liar yang nantinya akan mengganggu dan mengambil nutrisi yang seharusnya diambil oleh tanaman kakau/coklat.
1. Pembibitan
·
Pilih pohon kakau yang berumur lebih dari 5
tahun,berbuah lebat,batang sehat dan terlihat memiliki karakter lebih dibanding
pohon kakau lainya.
·
Biji kakau untuk bibit diambil dari tengah buah kakau
·
Sebelum dikecambahkan
benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok
·
Karena biji kakao
tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan
·
Pengecambahan dengan
karung goni/ kain dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
·
Siapkan polibag ukuran
30 x 20 cm dan tempat pembibitan
·
Campurkan tanah dengan
pupuk kandang dan merambut (1 : 1 : 1), masukkan dalam polibag
·
Setelah biji kakau
berkecambah dan sebelum biji kakau dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk SP-36 ke
dalam tiap-tiap polibag
·
Jarak antar polibag 20
x 20 cm lebar barisan 100 cm beri penaung diatas pembibitan agar terhindar dari
hujan dan sinar matahari secara langsung.
·
Penyiraman bibit
dilakukan 1-2 kali sehari
·
Penyiangan gulma melihat
keadaan areal pembibitan
·
Pemupukan dengan N P K
( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2
bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit
·
Amati hama &
penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat
punggung putih, dan ulat api. Jika ada hama tersebut segera ambil tindakan dan
lakukan penyemprotan dengan pestisida.
2.
Penanaman
·
Pematokan
patokan dibuat dari bambu yang dibelah dengan ukuran panjang 80 cm dan disalah satu ujumgnya diruncingkan.
Gunakan tali untuk meluruskan pematokan/tanda, beri jarak L=4m P=4m dari patok ke patok/tanda, sehingga didapat jarak yang sama dimasing-masing tanaman.
patokan dibuat dari bambu yang dibelah dengan ukuran panjang 80 cm dan disalah satu ujumgnya diruncingkan.
Gunakan tali untuk meluruskan pematokan/tanda, beri jarak L=4m P=4m dari patok ke patok/tanda, sehingga didapat jarak yang sama dimasing-masing tanaman.
·
Lubang tanam
Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan,dan Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang.
Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan,dan Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang.
·
Tanam bibit
Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun,tetapi Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa/lamtoro kemudian bibit dipindahkan ke lapangan dan penanaman pada saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush).
Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun,tetapi Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa/lamtoro kemudian bibit dipindahkan ke lapangan dan penanaman pada saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush).
3.
Pemeliharaan Tanaman
·
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore)
sebanyak 2-5 liter/pohon
·
Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara
dikoak mengelilingi tanaman dan jika tanaman berada dilahan yang miring lakukan
pengkoakan dibagian atas tanaman dengan setengah lingkaran. Pupuk dimasukkan
dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali.
4.
Pengendalian Hama
·
Ulat Kilan ( Hyposidea
infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan
berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan
PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter.
·
Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia :
Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk
bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau
hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan
musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
·
Parasa lepida dan
Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena
kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya,
sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada
daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda.
Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada
Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
·
Kutu – kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna
putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal
buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih
kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman
terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut
hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau
PESTONA.
.
.
·
Helopeltis antonii,
menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda,
jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga
dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak
lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering,
pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya
dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis
5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari
ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap
nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi
lahan, pembuangan buah terserang.
·
Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella
(Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji
dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi
lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian
bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan
jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot
dengan PESTONA.
·
Penyakit Busuk Buah
(Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah
nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati.
Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur,
semprot dengan Natural GLIO
·
Jamur Upas ( Upasia
salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi
batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur,
serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
5.
Pemangkasan
Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang/ simetris dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang/ simetris dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
·
Pangkas Bentuk,
dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur
2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
·
Pangkas Pemeliharaan,
bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara
menghilangkan tunas air (wiwilan), cabang bertindih,cabang gantung,cabang
pecut, pada batang pokok atau cabang utamanya.
·
Pangkas Produksi,
bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga
dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas
berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air.
Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air.
6.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah buah kakau/coklat berumur 5-6 bulan. Buah kakau/coklat dipanen tidak boleh terlalu masak karena akan mengurangi kualitas dari kakau itu sendiri.
Cara pemanenan/pemetikan buah kakau yang sudah masak dengan baik:
Pemanenan dilakukan setelah buah kakau/coklat berumur 5-6 bulan. Buah kakau/coklat dipanen tidak boleh terlalu masak karena akan mengurangi kualitas dari kakau itu sendiri.
Cara pemanenan/pemetikan buah kakau yang sudah masak dengan baik:
·
Sebelum memanen, siapkan peralatan panen terlebih
dahulu, seperti gunting pangkas dan wadah tentunya
Pangkas/petik buah kakau dengan menggunakan gunting
kakau pas tengah leher antara pangkal kakau dan pangkal batangini bertujuan untuk merangsang tumbuhnya bunga kakau yang baru.
Demikian
yang bisa saya bagikan mudah-mudahan bermanfaat
dan semoga ini menjadi amal ibadah bagi penulis
dan pembaca
amin
Orang yang akan sukses bukan orang yang berdiam diri saja
tetapi orang yang akan sukses adalah orang yang
mau dan berusaha untuk mewujudkan kinginanya.
dan semoga ini menjadi amal ibadah bagi penulis
dan pembaca
amin
Orang yang akan sukses bukan orang yang berdiam diri saja
tetapi orang yang akan sukses adalah orang yang
mau dan berusaha untuk mewujudkan kinginanya.