2 MANUSIA YANG DITAKUTI SETAN
ILUSTRASI SYETAN |
1. Umar
bin Khatab
Umar
bin khatab adalah sahabat nabi Muhammad SAW. Ketika memimpin islam dia merupakan
pemimpin yang berani menunjukan ajaran islam di Mekah. Sebelum masuk islam dan
menjadi sahabat nabi muhammad SAW, umar adalah orang paling keras dalam
menentang ajaran islam, ia sering melakukan perbuatan kasar terhadap kaum
meslim pada waktu itu. Umar juga pernah berkata bahwa ia tidak akan pernah
masuk islam sampai ada keledainya dulu yang masuk islam. Namun Allah SAW maha
besar, Allah bisa meluluhkan hati umar bin khatab yang keras untuk masuk islam.
Setelah masuk islam kemuliaan dan kekuatan islam semakin bertambah. Lalu benarkah
Umar bin Khattab sangat ditakuti setan?
Ternyata
setan pernah berbicara dengan nabi Muhammad SAW “demi Allah SWT, setiap kali
saya bertemu dengan Umar, saya akan lari darinya” hal ini sesuai hadis nabi
yang berbunyi “Wahai Ibnu Khattab, demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah
setan bertemu denganmu disuatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang
lain dari jalanmu” (HR. Bukhari).
2. Imam
Ahmad bin Hambal
Suatu
ketika Ahmad bin Hambal sedang duduk dimasjid tiba-tiba datanglah seorang
sahabatnya di utus khalifah Al-muttawakil lalu berkata “dirumah Amirul mu’minin
ada seorang anak wanita yang kesurupan Imam ahmad lalu memberikan sendalnya
kepada sahabatnya tersebut dan menyuruhnya kembali kerumah Amirul Muk’minin
yang kesurupan dia juga menyuruh orang tersebut duduk didekat kepala perempuan
tersebut, lalu imam Ahmad berpesan katakan kepada jin yang merasukinya “hai
setan Imam Ahmad memberi pesan kepadamu, manakah yang engkau suka, keluar dari
tubuh anak perempuan ini atau dipukul dengan sendal ini sebanyak 70 kali. Orang
itupun pergi dengan membawa sendal imam Ahmad, menemui wanita tersebut, ia juga
mengerjakan sebagaimana yang dengar dan aku taati perintah Imam Ahmad,
sekiranya beliau memerintahkan aku keluar dari Irakpun, aku akan keluar. Sesungguhnya
Imam Ahmad itu adalah orang yang taat kepada Allah, siapa yang taat kepada
Allah maka segala sesuatupun akan taat kepadanya. Jin pun keluar dari tubuh
wanita itu.
Namun
ketik Imam Ahmad telah mennggal dunia jin itu kembali lagi dan merasuki kembali
tubuh wanita tersebut, Amirul mu’kminin mengundang sahabatnya Imam Ahmad agar
kiranya membawa sendal sang Imam, sahabatnya itu lalu berkata pada jin yang
merasuki, “keluarlah jika tidak aku akan memukulmu dengan sendal ini” sesuatu justru
terjadi diluar perkiraan, jin itu menjawab “aku tak ingin mematuhi kamu dan aku
tidak akan keluar. Adapun Imam Ahmad bin Hambal beliau adalah orang yang taat
kepada Allah, hingga kami diperintah untuk mentaatinya, jin tersebut tidak mau
keluar. Jin tersebut juga mengatakan bahwa ia takut kepada Imam Ahmad bukan
dengan sendalnya.
Tidak
hanya Umar bin Khattab dan Imam Ahmad. Setiap orang yang taat kepada Allah
maka setan akan kerdil dihadapanya. Mengapa?
Karena
setan mempunyai banyak senjata untuk menggoda dan banyak cara menjerumuskan manusia dari
yang paling halus memperdaya objeknya sampai yang paling kasar dan prontal. Cara
prontal yaitu dengan jelas-jelas setan menyeru dan menyuruh manusia untuk
berbuat maksiat. “(bujukan orang-orang minafik itu adalah) seperti (bujukan)
setan ketika dia berkata kepada manisia ‘kafirlah kamu’ maka tatkala manusia
itu telah kafir ia berkata ‘sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu
sesungguhnya aku takut kepada Allah, tuhan semesta alam” (Qs. Al-Hasys:16).
Sedangkan
senjata manusia yang masuk kata gori halus adalah talbis, degan senjata ini
setan menyamarkan kejahatan dalam kemasan yang menarik, sehingga tampak pada
objeknya bahwa yang dikemas itu adalah kebaikan. Setan hadir sebagai penasehat-penasehat
kebaikan, kemudian ia mengirim objeknya itu kedalam lembah kemaksiatan dan kemusrikan.
Jika objeknya tidak waspada dan terkecoh dengan kamufalse yang ada, maka ia
akan menjadikan setan sebagai penasehatnya. Simaklah talbis setan yang pernah
dihadapi syah Abdul Qodir Jailani talbis itu begitu halus dan dikemasnya dengan
kebaikan serta disampaikan dengan cara elegan. Jika kita tidak jeli dan tidak
mempunyai pemahaman agama yang mendalam pasti kita akan terjebak dan
terjerambah dalam perangkat setan tersebut.
Dalam
kitab Masyaibul ingsan syah Abdul Qodir Jaiani berkata dalam suatu perjalanan
aku merasakan cuaca yang sangat panas hampir saja aku mati kehausan lalu
datanglah awan menaungiku dan angin terasa bergerak berhembus tubuhku dan ludahpun
terasa mengalur dimulutku. Disaat yang menyenangkan itu tiba-tiba aku mendengar
suara wahai Abdul Qodir, aku adalah Tuhanmu, maka aku menyahut “engkau Allah? Tidak
ada tuhan selain Engkau” lalu dia memanggilku lagi “wahai Abdul Qodir, aku
adalah Tuhanmu. Aku telah halalkan apa yang telah aku haramkan” aku segera
membentaknya “Engkau pendusta, engkau adalah setan” awan hitam itupun
berhamburan lalu aku mendengar suara dibelakangku dengan nada geram “wahai
Abdul Qodir, engakau selamat dari tipu dayaku karna pemahaman agamamu yang
dalam dan sebelumnya aku telah menggelincirkan 70 orang dengan cara ini.
Kemudian
ada yang bertanya kepada Syah Abdul Qodir “bagaimana kamu mengetahui bahwa itu
adalah setan?” Abdul Qodir menjawab “barang siapa yang berkata telah aku
halalkan ini dan itu maka engkau dapat memastikan bahwa itu adalah setan. Karena
setelah sepeninggalan Rosullullah SAW tidak ada lagi yang berhak menghalalkan
apa yang telah diharamkan, kecuali atas wahyu Allah SWT.”.
Itulah
sebabnya orang yang mengerti agama serta menjalankan ilmunya insyaAllah dapat
terhindar dari tipu daya setan. Saudaraku, sungguh cerita-cerita tersebut
merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua., jangan mudah
terperdaya oleh bujuk rayu dan tipu dari setan.disinilah pentingnya pemahaman
agama yang mendalam agar kita mempunyai parameter dan filter yang kuat dalam
menghadapi tipudaya setan. Demikianlah 2 manusia yang ditakuti setan semoga
bermanfaat dan menginsfirasi kita semua, betapa pentingnya pemahaman agama
dalam menghindari tipudaya setan yang akan menyeret kita pada kemurkaan Alla
SWT. Dan semoga kita menjadi salah satu hamba Allah yang ditakuti setan, amin.