Berikut salah satu
bacaan istigfar untuk memohon ampunan Allah SWT.
Astaghfirullaahal-‘azhiim,
alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul-qayyuum wa atuubu ilaiih
Artinya: Aku memohon
ampun kepada Alllah yang maha Agung, tidak ada tuhan melainkan dia, yang
senantiasa hidup lagi mengurus segala sesuatu dengan sendiri-Nya. Dan aku
bertaubat kepa-Nya.
KEISTIMEWAAN
ISTIGFAR
Istigfar tidak hanya
sebagai penghapus dosa, Allah sungguh maha kaya dan pemurah. Dijadikannya istigfar
sebagai pembuka pintu rizki. Imam Al-Qurtu’i menyebutkan kisah ketika seseorang
mengeluhkan gersangnya bumi kepada Al-hasan Al-basri, maka beliau mengatakan
kepada beliau nntuk beristigfar. begitupun yang mengadukan tentang
kemiskinannya, istigfar pula jawaban untuk kemiskinannya. Bahkan ada yang minta
dido’akan agar mempunyai anak beliau menyuruh untuk banyak-banyak beristigfar. Aduan
kekeringan perkebunan juga dijawab dengan anjuran beristigfar kepada Allah.
Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah yang artinya: “Aku
(nabi Nuh) berkata (pada mereka). ‘beristigfarlah kepada rabb kalian, sungguh
dia maha pengampun. Niscaya dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat
dari langit. Dan Dia(Allah) akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga
mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12)
Bukankah jelas ni’mat
dan kebesaran Allah? Tidak hanya ampunan yang diperoleh, namun keberkahan rizki
yang didapatkan sekaligus. Siapa yang sedang gundah hatinya, kacau pikiranya
gelap pandangannya hendaknya ia mengingat Allah, perbanyak beristigfar memohon
ampunan karena Rosull telah pula bersabda: “barang
siapa memperbanyak istigfar. ‘niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap
kesedihanya, kelapangan untuk segala kesempitanya dan rizki dari arah yang
tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad).
Siapapun berhak atas Keistimewaan Istigfar ini, siapapun
selagi ia bersungguh-sungguh memohon ampun, selagi ia iklas memohon ampun bukan
karena mahluk atau tujuan duniawi seorang diterima permohonan ampunannya jika
ia mengakui kesalahannya, dosa dan keburukan yang telah dilakukannya.
Penyesalan atas dosa
dan tidak akan mengulangi juga menjadi syarat diterimanya istigfar. Bahka Rosull
sendiri bersabda bahwa penyesalan itu sendiri adalah taubat. Dibutuhkan janji
untuk menghindarkan diri dari dosa berusaha untuk beristiqomah dijalan Allah.
Maka
tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaiman diperintahkan kepadamu, dan (juga)
orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya
Dia maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud: 112)
Seseorang yang tidak
bertekat untuk tidak mengulangi sebuah kesalahan maka sesunguhnya ia mencintai
maksiat. Mengaki taubat tapi kembali berjina beristigfar tetapi kembali bergucing,
banyak-banyak memohon ampun tetapi kembali berbuat ulah. Apakah kita berani
mendustakan dan azab Allah, “barang siapa
yang meminum khamr (minuman keras), maka shalatnya tidak diterima selama empat
puluh malam. Jika ia bertaubat,maka Allah akan menerimanya. Namun, bila
mengulangi lagi, pantaslah bila Allah memberinya minuman dari sungai khibaal. Ada
yang bertanya “apa itu sungai khibaal?” beliau menjawab “nanah penduduk neraka.”
(HR. Ahmad)
Benarlah adanya bahwa
ampunan Allah seluas samudra. Namun bila manusia terjerumus dalam satu dosa lagi
dan lagi, maka sesungguhnya hatinya telah kotor ditutupi oleh dosa hitam
kemaksiatan. Setiap dosa yang kembali ia lakukan akan akan menutup hatinya
dengan noda hitam, hingga hatinya tertutup sempurna dari petunjuk kebenaran.
“sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu ia usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS.
Al-Muthoffifin: 14).
Janganlah kita menjadi
seperti orang yang diucapkan Imam Hasan Basri istigfar yang membutuhkan untuk
di istigfari kembali. Istigfar hanya dimulut tanpa adanya tekat untuk
melepaskan ikatan maksiat, berucap Astaghfirullaahal-‘azhiim tapi hatiinya
berkeinginan untuk terus melakukan kemaksiatan. Maka istigfar ini membutuhkan
istigfar lain. Dosa-dosa yang kecil akan meyusul dan mengumpul pada disa yang
besar, Imam Al-Nawawi menegaskan bahwa istigfar yang tidak meninggalkan maksiat
adalah taobatnya para pendusta.
Banyak jalan untuk
menghapus dosa, Allah tidak membatasi usaha hambanya yang ingin bersih dari
dosa karena tidak ada yang tidak bersih dari dosa, karena setiap keturunan Nabi
Adam pasti berbuat salah.
Istigfar yang diucapkan
sitiap waktu dan yang terutama diahir malam bisa menghapus dosa-dosa yang kia
lakukan atau bisa menjadi pengganti kebaikan atas kesalahan yang terlanjur
terjadi. Banyak kesalahan yang tanpa kita sadari bisa menjadi pelebur dosa-dosa
kita. Sungguh Allah maha pengasih dan penyayang. Dia tidak menciptakan manusa
bersih dari disa namun Dia juga tidak memberatkan hambanya dengan memberikan
kemudahan dalam beramal untuk menutup tambalan akan kekurangannya.
Demikian yang bisa kami
bagikan mengenai Keistimewaan Istigfar semoga bermanfaat dan semoga setelah membaca arkel ini kita semua bisa
intropksi diri dari segala kesalahan dan segera memohon ampun kepada Allah SWT.