Pages

Pages

Thursday, 11 June 2015

KEISTIMEWAAN ISTIGFAR

Istigfar dalah salah satu cara untuk memohon ampun kepada Allah SWT yang diucapkan secara lisan dengan hati yang sungguh-sungguh mengharapkan ridho dan ampunan Allah SWT.

Dalam kehidupan didunia ini kita sebagai umat manusia yang tidak pernah luput dari yang namanya salah dan dosa. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk senantiasa bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT akan dosa-dosa yang pernah kita lakukan selama ini.

Berikut salah satu bacaan istigfar untuk memohon ampunan Allah SWT.
Astaghfirullaahal-‘azhiim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul-qayyuum wa atuubu ilaiih
Artinya: Aku memohon ampun kepada Alllah yang maha Agung, tidak ada tuhan melainkan dia, yang senantiasa hidup lagi mengurus segala sesuatu dengan sendiri-Nya. Dan aku bertaubat kepa-Nya.


KEISTIMEWAAN ISTIGFAR
Istigfar tidak hanya sebagai penghapus dosa, Allah sungguh maha kaya dan pemurah. Dijadikannya istigfar sebagai pembuka pintu rizki. Imam Al-Qurtu’i menyebutkan kisah ketika seseorang mengeluhkan gersangnya bumi kepada Al-hasan Al-basri, maka beliau mengatakan kepada beliau nntuk beristigfar. begitupun yang mengadukan tentang kemiskinannya, istigfar pula jawaban untuk kemiskinannya. Bahkan ada yang minta dido’akan agar mempunyai anak beliau menyuruh untuk banyak-banyak beristigfar. Aduan kekeringan perkebunan juga dijawab dengan anjuran beristigfar kepada Allah.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Aku (nabi Nuh) berkata (pada mereka). ‘beristigfarlah kepada rabb kalian, sungguh dia maha pengampun. Niscaya dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia(Allah) akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12) 

Bukankah jelas ni’mat dan kebesaran Allah? Tidak hanya ampunan yang diperoleh, namun keberkahan rizki yang didapatkan sekaligus. Siapa yang sedang gundah hatinya, kacau pikiranya gelap pandangannya hendaknya ia mengingat Allah, perbanyak beristigfar memohon ampunan karena Rosull telah pula bersabda: “barang siapa memperbanyak istigfar. ‘niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihanya, kelapangan untuk segala kesempitanya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad).

Siapapun berhak atas Keistimewaan Istigfar ini, siapapun selagi ia bersungguh-sungguh memohon ampun, selagi ia iklas memohon ampun bukan karena mahluk atau tujuan duniawi seorang diterima permohonan ampunannya jika ia mengakui kesalahannya, dosa dan keburukan yang telah dilakukannya.

Penyesalan atas dosa dan tidak akan mengulangi juga menjadi syarat diterimanya istigfar. Bahka Rosull sendiri bersabda bahwa penyesalan itu sendiri adalah taubat. Dibutuhkan janji untuk menghindarkan diri dari dosa berusaha untuk beristiqomah dijalan Allah.
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaiman diperintahkan kepadamu, dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud: 112)  

Seseorang yang tidak bertekat untuk tidak mengulangi sebuah kesalahan maka sesunguhnya ia mencintai maksiat. Mengaki taubat tapi kembali berjina beristigfar tetapi kembali bergucing, banyak-banyak memohon ampun tetapi kembali berbuat ulah. Apakah kita berani mendustakan dan azab Allah, “barang siapa yang meminum khamr (minuman keras), maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam. Jika ia bertaubat,maka Allah akan menerimanya. Namun, bila mengulangi lagi, pantaslah bila Allah memberinya minuman dari sungai khibaal. Ada yang bertanya “apa itu sungai khibaal?” beliau menjawab “nanah penduduk neraka.” (HR. Ahmad)

Benarlah adanya bahwa ampunan Allah seluas samudra. Namun bila manusia terjerumus dalam satu dosa lagi dan lagi, maka sesungguhnya hatinya telah kotor ditutupi oleh dosa hitam kemaksiatan. Setiap dosa yang kembali ia lakukan akan akan menutup hatinya dengan noda hitam, hingga hatinya tertutup sempurna dari petunjuk kebenaran.

“sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu ia usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthoffifin: 14).

Janganlah kita menjadi seperti orang yang diucapkan Imam Hasan Basri istigfar yang membutuhkan untuk di istigfari kembali. Istigfar hanya dimulut tanpa adanya tekat untuk melepaskan ikatan maksiat, berucap Astaghfirullaahal-‘azhiim tapi hatiinya berkeinginan untuk terus melakukan kemaksiatan. Maka istigfar ini membutuhkan istigfar lain. Dosa-dosa yang kecil akan meyusul dan mengumpul pada disa yang besar, Imam Al-Nawawi menegaskan bahwa istigfar yang tidak meninggalkan maksiat adalah taobatnya para pendusta.

Banyak jalan untuk menghapus dosa, Allah tidak membatasi usaha hambanya yang ingin bersih dari dosa karena tidak ada yang tidak bersih dari dosa, karena setiap keturunan Nabi Adam pasti berbuat salah.

Istigfar yang diucapkan sitiap waktu dan yang terutama diahir malam bisa menghapus dosa-dosa yang kia lakukan atau bisa menjadi pengganti kebaikan atas kesalahan yang terlanjur terjadi. Banyak kesalahan yang tanpa kita sadari bisa menjadi pelebur dosa-dosa kita. Sungguh Allah maha pengasih dan penyayang. Dia tidak menciptakan manusa bersih dari disa namun Dia juga tidak memberatkan hambanya dengan memberikan kemudahan dalam beramal untuk menutup tambalan akan kekurangannya.
Demikian yang bisa kami bagikan mengenai Keistimewaan Istigfar semoga bermanfaat dan semoga setelah membaca arkel ini kita semua bisa intropksi diri dari segala kesalahan dan segera memohon ampun kepada Allah SWT.