Pages

Pages

Thursday, 4 June 2015

JEMBATAN SHIRATH AL-MUSTAQIM



JEMBATAN SHIRATH AL-MUSTAQIM

Apa itu jembatan shirath al-mustaqim..?
Benarakn jembatan ini seperti rambut dibelah menjadi tujuh..?

Jembatan shirath al-mustaqim adalah jembatan yang menghubungkan antara suraga dan neraka yang akan dilalui seluruh umat manusia di hari ahir kelak.
Jembatan ini disebut-sebut adalah jembatan yang menghubungkan neraka dan surga dan menurut kabar yang beredar seperti terbuat dari rambut yang terbelah menjadii tujuh namun cerita ini berkembang karena adanya penapsiran dari surat Al-fatiha yang didalamnya disebut kata shirathal mustaqim. Beberapa orang menyakini bahwa jalan yang lurus adalah bentuk dari kiasan jembatan yang lurus dan panjang, dan bahwasannya jika dikatakan bahwa jembatan tersebut sangat tipis seperti rambut yang dibelah menjadi tujuh tidak juga dijumpai dalilnya.


Dalam riwayat ditemukan bahwa nama jembatan ini adalah jembatan shirat, shirat adalah jembatan yang terbentang lurus dari neraka menuju ke surga, semua manusia akan melewatinya sesuai dengan amalan mereka. Ada yang terjatuh ke neraka, ada juga yang melewatinya dengan cepat dan ada pula yang melewatinya dengan lamban. Salah satu riwayat ada yang mengatakan bahwa adanya jembatan diatas neraka jahanam adalah hadis yang artinya berbunyi “maka dibuatlah as shirat diatas neraka jahanam” HR.Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan pula bahwa jembatan shirat ini lebih lembut dari pada rambut dan lebih tajam dari pedang sebagai mana ucapan Abu Daud Al Hudri ra “sampai kepadaku bahwa jembatan ini (shirat) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang” diriwayatkan Imam muslim.

Melewati jembatan as shirat merupakan salah satu pristiwa dahsyat yang akan dialami oleh setiap manusia yang telah melakukan ikrar syahadat tauhid, menyebrangi jembatan shirat yang dibentangkan diatas kedua punggun neraka jahanam ini tidak hanya dialami oleh umat islam umat nabi Muhammad SAW,  melainkan juga umat islam dari umat nabi sebelumnya, baik mereka yang memiliki iman sejati maupun mereka yang banyak melakukan kemaksiatan termasuk kaum munafik. Menutut sebagian ahli tafsir, pristiwa menyebrangi jembatan shirat diatas neraka banyak di isyaratkan Allah didalam Al-qur’an nur karim “dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim didalam neraka dalam keadaan berlutut” Qs.Mariyam:71-72.

Lalu bagaimanakah sebenarnya jembatan shirat yang nantinya akan kita lalui itu?
dalam sebuah hadis Rosullullah SAW menggambarkan jembatan shirat al mustaqim itu, rosullullah SAW bersabda yang artinya “licin (lagi) menggelincirkan. Diatasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon yang berduri di nejd, dikenal dengan pohon sa’dan, dan dibentangkanlah jembatan jahanam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Do’a para rosul pada saat itu. :” ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.” Pada shirath itu juga terdapat pengait-pengait seperti duri pohon sa’dan. Hanya saja tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Maka ia mengait manusia sesuai dengan amalan mereka.” HR. Al-bukhari.
Jembatan shirat tersebut amat licin, sehingga sangat menghawatirkan bagi siapa saja yang melewatinya, dimana mungkin kita terpeleset dan terprosok jatuh. Shirat tersebut juga mampu menggelincirkan orang-orang yang berjalan diatasnya. Para ulama telah menerangkan maksud dari makna menggelincirkan, yaitu jembatan itu bergerak kekiri dan kekanan sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh. Shirat tersebut memiliki besi pengait yang besar yang penuh dengan duri yang ujungnya bengkok, ini menunjukan bahwa siapa saja yang terkena besi pengait ini tidak akan terlepas dari cengkramannya. Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak, tersambar oleh pengait besi atau tidak semua itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing umat manusia.

Jembatan Shirat al-mustaqim tersebut terbentang diatas neraka jahanam, sehingga barang siapa terpeleset,tergelincir atau terkena sambaran besi pengait maka ia akan terjatuh kedalam neraka jahanam. Shirat tersebut sangat halus sehingga sulit untuk melewatkan kaki diatasnya. Shirat tersebut juga tajam yang dapat membelah telapak kaki orang yang melewatinya. Sekalipun shirat tersebut halus dan tajam manusia tetap dapat melewatinya karena Allah ta’ala maha kuasa menjadikan manusia mampu berjalan diatas apapun. Kesulitan melintasi shirat karena kehalusannya atau terluka karena ketajamannya semua itu bergantung pada setiap kualitas keimanan orang yang melewatinya dan tidak ada dalil yang sahih yang menunjukan bahwa shirat adalah rambut yang terbelah menjadi tujuh. Setelah kita mengetahui sekilas tentang bagaimana bentuk shirat yang terdapat dalam hadis-hadis sahih, berikut kita akan mengetahui pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati jembatan shirat tersebut.

Rosullullah SAW bersabda yang artinya “lalu diutuslah amanah dan rahim (tali persaudaraan) keduanya berdiri disamping kiri-kanan shirat tersebut. Orang pertama lewat seperti kilat. ..amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri diatas shirat sambil berkata: “ya Allah selamatkanlah! Selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalanya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak” pada kedua sisi shirat terdapat besi pengait yang bergantung untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang tergelincir kedalam neraka” HR.Muslim.

Sahabat, akan ada yang menyebrangi shirat dengan selamat dan ada pula yang harus mengalami luka-luka karena terkena sabetan duri yang mencabik-cabik tubuhnya lalu ada pula mereka yang gagal menyebrangi sampai ujung, mereka terpeleset, tergelincir dan terjatuh terjerembab kedalam neraka yang apinya menyala-nyala. Lalu bagaiman seseorang dapat menebranginya dngan selamat? Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa pada saat peristiwa menegangkan itu terjadi, para malaikat dan para rosul sibuk mendo’akan orang-orang yang beriman, mereka berdo’a yang artinya “ya Robbi selamatkanlah! Ya Robby selamatkanlah! Selanjutnya Allah akan memberikan cahaya bagi setiap orang yang beriman dan bertaqwa, Allah tekah menjelaskannya didalam Al-qur’an yang artinya “hai orang-orang yang beriman. Bertaubatlah kepada Allah, dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murnunya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukanmu kealam jannah yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, pada hari dimana Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mu’min yang bersama dia; sedangkan cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan:”ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan ampuni kami. Sesungguhnya engkau maha kuasa atas segala sesuatu” QS.At-Tahrim:8. Dan ketika itulah setiap orang tidak akan ingat kepada orang lainya. Betapa sulitnya bagi kita untuk berjalan menyebrang diatasnya tetapi Allah maha perkasa sekaligus maha bijaksana. Allah akan berikan bekal bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa untuk sanggup melintasi jembatan tersebut. Sungguh pemandangan yang sangat mendebarkan, pantaslah bila nabi muhammad SAW menyatakan bahwa saat melintasi jembatan diatas neraka jahanam sedang berlangsung setiap orang tidak akan ingat kepada orang lainya, sebab semua orang lai sibuk memikirkan keselamatan dirinya masing masing.

Bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita persiapkan untuk melewati jembatan shirat al-mustaqim?
mari kita persiapkan semua amalan mulai dari sekarang. Mudah-mudahan dengan membaca artikel ini membuat kita sadar detapa mengerikannya masa yang akan kita hadapi sesudah kehidupan didunia ini.
baca juga artikel perayaan nmaulid nabi muhammad supaya kita lebih bisa menafsirkan dan menyikapi perayaan maulid dijaman modern ini.