SITUS ILMU ISLAM DAN UMUM

Sunday 17 May 2015

On 01:58 by Unknown in
SOCIALIZE IT →
 PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW


“Muhammad itu sekali-kali bukan bapak dari seorang laki-laki diantara kamu,
tapi dia rosul dan penutup nabi-nabi, dan Allah maha mengetahui sesuatu”

Bulan robiul awal adalah salah satu bulan yang penting dalam sejarah islam,dibulan inilah junjungan kita nabi Muhammad lahir kebumi. Salah satu bentuk penghormatan kepada nabi terahir maka diadakanlah hari peringatan kepada sang kekasih Allah yang lazim dikenal dengan maulid Nabi.

Disini kami berikan sajian sebuah kajian islami mengenai nenek moyang rosullullah SAW, serta figur penting yang mendampinginya saat mulai kelahiranya hingga menerima wahyu di Gua hirah.

Maulid secara bahasa adalah tempat atau waktu dilahirkanya seseorang, sedangkan yamg dimaksud maulid disini adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap tahun kita melakukan perayaan krlahiran Nabi yang kita cintai ini. Sejak kapan maulid Nabi ini muncul.?


Perayaan Maulid Nabi Muhammad S
AW ini muncul pertama kali ketika pemerintahan Ayyubbiyah atau lebih dikenal dengan sebutan Sallahhudin Al-Ayubi. Seorang raja mesir yang mengubah negara tersebut dari paham Si’ah ke Suni. Ketika terjadi perang salib pada waktu itu giroh atau keinginan umat islam untuk berjihat sudah pudar dikarenakan umat berpecah belah dan hidup bergelimpangan harta dan kemewahan. Kemudiaan Sallahhudin Al-Ayubi menyusun strategi kira-kira perubahan apa yang bisa membangkitkan kecintaan kepada agama ini. Maka tercetuslah untuk merayakan maulid Nabi untuk merangsang jihat umat islam dan bala tentaranya dalam menghadapi perang Salib.
Perayaan ini juga dijadikan ajang syaimbara dibidang syair maka terpilihlah syair yang cukup terkenal pada waktu itu yang dinamai Al-Barjanji, maka dalam keberhasilan Salahhudin dalam mengadakan acara ini ahirnya umat islam pada waktu itu bersatu dan bahu membahu mengobarkan api jihat demi memerangi kaum kafir, sehingga Salahhudin Al-Ayubbi dan bala tentaranya bisa meraih kemenangan dalam perang salib.

Nabi Muhammad SAW adalah putra dari Abdullah bin Abdul Muthalib tahun kelahiran Nabi Muhammad adalah tahun Gajah. Dalam kalender arab bangsa timur tengah sebelum ditemukanya kalender Syamsiyah atau penanggalan Hijriah menggunakan peristiwa besar sebagai penanda tahun, data yang ditulis oleh para sejarahwan menunjukan bahwa tahun gajah adalah tahun 570 masehi. Tahun tersebut disebut dengan tahun gajah karena pada saat itu terjadi peristiwa penyerangan oleh pasukan gajah dibawah pimpinan raja Abraha. Kedatangan pasukan yang paling ditakuti pada saat itu bertujuan untuk menghancurkan Ka’bah dan kota Mekah.
Raja Abraha sejatinya merupakan seorang raja dari kerajaan Akso yang terletak diwilayah Yaman.
Risalah nabi Ibrohim yang diantaranya menyerukan kepada umat untuk melaksanakan ibadah haji menurutnya sangat menguntungkan penduduk kota mekah, penyuciaan Ka’bah dan kota Mekah tak lebih dari konfirasi untuk mengaburkan kerajaan Akso. Atas dasar inilah Abraha beserta pasukan gajahnya yang berniat menghapuskan kesucian Ka’bah dan kota Mekah dengan cara menghancurkannya. Dalam pikiran sadarnya Abraha ingin memindahkan ibadah haji kewilayah kerajaan Akso, sehingga ia akan menjadi penguasa kota suci sekaligus menjadi jalan untuk mengkungtuskan dirinya. Peristiwa ini pada ahirnya berahir dengan becana bagi Abraha dan pasukan gajahnya seperti yang tersurat dalam surat Al-Fill.
“Apakah kamu tidak memperhatikan tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah”
“Bukankah dia telah menjadikan tipu daya mereka(untuk menghancurkan ka’bah)?”
“Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong”
“Yang melempari mereka dengan batu(berasal) dari tanah yang terbakar.”
“Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat”
(Q.S Al-Fill:1-5)

Sebelum Abraha mendapatkan serangan burung Ababil yang membinasakannya, Abdul muthalib yang merupakan kakek nabi Muhammad, telah memperingatinya. Ka’bah yang dibangun oleh nabi Ibrohim dan nabi Ismail bukanlah bangunan persegi biasa, tetapi merupakan ruangan suci yang dijaga oleh Allah SWT. Peringatan pemimpin besar dari suku quroisy ini pada akhirnya diabaikan begitu saja seperti angin lalu oleh Abraha, dan benar saja Allah yang maha kuasa menunjukan kekuasaanya dalam menjaga dan melindungi Ka’bah.

Abdullah bin Abdul Mutholib sejatinya merupakan tokoh penting suku Quroisy, kemulian ahlak nampaknya selaras dengan namaya Abdullah yang bisa diartikan hamba Allah, dan benar saja selain berparas tampan, keluhuran budi dan sikafnya pada akhirnya membuat bangsa Quroisy merasa nyaman bergaul denganya. Abulah menurut beberapa sumber merupakan anak kesebelas dari Abdul Mutholib. Dan ternyata Abdullah pernah akan mau disembelih oleh ayahya sendiri, hal ini terkait dengan penemuan kembali air zam-zam.
Dikisahkan setelah terpancar dari kaki nabi Ismail, air zam-zam tak lagi mau keluar dimasa kehidupan Abdul Mutholib, namun sang pembesar kaum Quroisy ini pernah mendapati mimpi akan munculnya suara gemuruh didekat Ka’bah. Dan ia menyakini bahwa air zam-zam akan mengalir kembali terpancar setelah menggali sumur didekat Ka’bah. Namun keyakinan Abdul Mutholib ditentang oleh mayoritas suku Quraisy dan langkah Abdul Mutholib dengan mengucapkan sumpah bahwa jika air zam-zam kembali ditemukan maka ia akan mengorbankan satu dari sepuluh anak lelakinya, dan benar saja atas petunjuk Abdul Mutholib, kembali lagi ditemukan dan ahirnya dapat dinikmati hingga kini. Sesuai dengan sumpahnya, ia mengundi satu diantara kesepuluh anak lelakinya untuk dikorbankan. Dan ternyata setelah beberapa kali dilakukan undian selalu muncul nama Abdullah. Mengetahui Abdullah akan dikorbankan meka mayoritas suku Qoroisy menolak, karena sikap dan ahlak mulia Abdullah diharapkan menjadi pimpinan seluruh bangsa Quroisy sekaligus penerus Abdul Mutholib. Pada akhirnya demi menebus jiwa Abdullah seluruh bangsa Quroisy mendermakan hartanya yang kemudian dipergunakan untuk membeli unta untuk menggantikan nyawa Abdullah, dari kisah ini sejatinya Nabi Muhammad keturunan dari dua orang laki-laki yang akan dikorbankan sendiri dua peria itu adalah nabi Ismail dan ayahhandanya sendiri. Selain itu Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya nabi yang merupakan keturunan dari nabi Ibrohim dan Ismail serta satu-satunya nabi yang berdarah arab.

Ayahanda Rosullullah Abdullah diperkirakan mempunyai umur 25 tahun dan yang lebih menyedihkan Abdullah tidak sempat menyaksikan kelahiran putranya yang pada akhinya diangkat oleh Allah SWT sebagai seorang Rosul yang terakhir.
Dua bulan sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, Abdullah meninggal dunia dan dimakamkan di Madinah, ketika berumur 6 tahun Nabi Muhammad menyertai ibunya menuju ke Madinah untuk melihat pusaran ayahnya, namun ketika perjalanan baru mencampai kota Apwa ibu dari Nabi Muhammad SAW, Siti Fatimah meninggal dunia dan dimakamkan dikota tersebut. Praktis diusia 6 tahun Nabi Muhammad telah bersetatus menjadi yatim piatu tanpa ayah dan ibu.
Allah SWT sang maha mengetahui telah mengatur segala sesuatu atas seluruh hamba ciptaanya. Salah satu hikmah yang dipetik dari kisah kecil nabi Muhammad adalah ajaran untuk menyantuni anak yatim  seperti yang telah difirmankan Allah:
“Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu”
“dan dia mendapatimu sebagai seorang yang binggung, lalu dia memberikan petunjuk”
“dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan”
“sebab itu, terhasap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang”
(QS. Adh-Dhuha:6-9)
Setatus sebagai anak yatim sejak dalam kandungan adalah salah satu cobaan berat yang dialami nabi Muhammad, hilangnya figur sang ayah pada ahirnya membuat Muhammad menjadi sangat dekat dengan sang kakek Abdul Mutholib, tetapi hubungan antara kakek dan cucu ini tidaklah lama. Pada saat nabi muhammad genab berusia 8 tahun sang kakek meninggal dunia. Sepeninggalan sang kakek, nabi Muhammad diasuh oleh sang paman Abu tholib, meski bukanlah ayah kandungnya, Abu thalib sangatlah mencintai keponakannya. Terlebih Muhammad telah menunjukan kesolehan ahlaknya. Dibawah asuhan sang paman Nabi Muhamad belajar mengembalakan ternak.
Menginjak usinya yang ke 12 tahun nabi Muhammad memulai perjalanan dagangnya yang pertama bersama sang paman, salah satu persinggahan dalam perjalanan ini adalah kota Madian dikota Syria. Kota indah ini pada akhirnya mempesona Nabi Muhamad, dan dalam perjalanan ini pula kenabian pada diri nabi Muhammad terlihat jelas oleh seorang pendeta kristen yang bernama Bahiro. Setelah melihat sosoknya dia yakin bahwa pemuda berusia 12 tahun ini adalah sosok nabi terakhir yang akan menyebarkan agama ketaohitan keseluruh dunia. Dialah nabi penutup yang akan membawa umat manusia menuju jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah. Tetapi pendeta Bahiro memberi peringatan pada Abu tholib, kaum yahudi sangat membenci kaum arab terlebih jikalou ada bangsa arab yang diangkat menjadi nabi, oleh karenanya Bahiron menekankan kepada Abu tholib untuk menajaga dan melindungi keselamatan keponakanya. Karena jika kaum yahudi mengetahui bahwa ialah nabi terakhir yang telah dijelaskan dalam injil maka ia akan dibunuh oleh mereka.

Menginjak dewasa sikap keteladanan sudah terpancar dari nabi Muhammad yang beberapa persoalan kursial yang dapat menyebabkan perselisihan antara bangsa Arab dapat ditengahinya. Salah satu masalah yang pelik yang dapat ditengahinya. Salah satu perkara pelik yang berhasil diselesaikan oleh kebijaksanaan nabi Muhammad ketika muda adalah perkara peletakan kembali hajar aswat diposisinya semula, perbedaan mengenai siapakah yang pantas melentakkan batu suci tersebut, berujung pada pertikaian, saat itulah Nabi Muhammad SAW yang sejatinya merupakan keturunan penjaga kota suci mekah, menunjukan kewibawaan sekaligus sifat pencerahnya. Melalui lisannya tercetus solusi sederhana, namun berdampak luar biasa. Mengetahi banyak pihak yang berhak, meletakkan hajar aswat kembali pada tempatnya, maka ia memutuskan untuk menggunakan sorbanya sebagai alat untuk mengangkat hajar aswat dan setiap ujung sorbannya dipegang oleh semua orang yang merasa berhak untuk meletakkan batu tersebut ditempatnya dan benar saja semua merasa tersanjung karena mendapatkan kesempatan untuk meletakkan batu suci yang penuh berkah tersebut. Teladan ini pada dasarnya merupakan salah satu petunjuk bahwa nabi Muhammad memiliki sifat yang dalam bahasa Arab disebut dengan Fatanah yang dalam bahasa indonesia berarti Cerdas.
Cerdas  disini kemampuan untuk memahami sekaligus memecaahkan masalah sekaligus jalan keluarnya. Tutur yang disampaikan nabi Muhammad senantiasa menyelesaikan sengketa dan perkara tanpa menimbulkan masalah yang baru, sifat lain yang juga tersemat dalam diri nabi Muhammad SAW adalah syidik yang berarti benar, segala ucapan lisannya senantiasa menunjukan kebenaran dan kebenaran itu senantiasa ia jabarkan dalam segala kegiatannya. Tak heran jika pada akhirnya diusia muda nabi Muhammad digelari Al-amin yang berarti terpercaya. Bangsa Arab terlebih suku Qurasy dimasa itu menyakini bahwa nabi muhammad adalah sosok yang terpercaya atas segala urusan terutama dalam urusan perdagangan, bertindak nenar dalam perdagangan sejatinya merupakan jalan rizki yang lapang dan halal, hal itu terbukti ketika menikahi Khodijah diusia 25 tahun nabi Muhammad, memberikan maskawin berupa 20 ekor unta betina dikala itu unta adalah ternak yang paling berharga terlebih didaerah Jazirah Arabia. Keteladanan yang dapat dipetik adalah perdagangan dan kejujuran sejatinya merupakan dua buah sifat yang saling melekat. Berdagang dengan jujur bukanlah penghalang meraih laba dan nikmat rizki dari Allah. Justru kejujuranlah yang membuat seseorang pedagang memiliki keyakinan yang merupakan pondasi dasar dari seluruh kegiatan sosial.

Seseorang manusia barulah dikatakan beriman dan islam ketika mengikrarkan dua kalimat syahadat. Syahadat adalah poin pertama dalam rukun islam. Apalah arti solat dan sedekah jika kita mengingkari satu diantara dua kalimat syahadat. Nabi Muhammad pada dasarnya hanyalah manusia suci yang segala uucapan dan tindakanya wajib dijadikan tuntunan dalam menjalani hidup. Al-quran yang diturunkannya selama 24 tahun masa kenabianya  adalah sebuah kitab suci yang terjaga kebenarranya hungga akhir jaman. Sedangkan sabdanya mempunyai muatan nilai suci yang takkan pernah terucap dari mulut manusia biasa. Sikap meneladani dan sebisa mungkin mengamalkan sikap nabi Muhammad sejatinya merupakan perwujutan diri dari seorang muslim.

perayaan maulid nabi muhammad SAW sejatinya tidaklah pernah dilakukan dan dicontohkan nabi muhammad SAW. Islam yang diturunkan Allah telah sempurna syariatnya, hal ini telah tersurat dalam surat Al-ma’idah ayat:3
“bawasannya pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, telah aku cukupkan nikmatku dan telah aku rido’i islam itu sebagai agama bagimu”
ayat ini adalah salah satu ayat yang ditirunkan dari Allah SWT yang maha mengetahui ketika Rosullullah menjalani haji wada/haji perpisahan sehingga bisa diartikan bahwa seluruh syariat islam telah sempurna dan lengkap, seperti apa yang telah nabi Muhammad sampaikan,contohkan dan teladankan sehingga pada akhirnya perayaan ulang tahun nabi Muhammad adalah sebuah perbuatan yang tidak memiliki nilai syariat. Hal ini sejatinya merujuk pada sabda nabi Muhammad SAW.
hindarilah amalan yang tidak aku contohkan, karena setiap bid’ah menyesatkan”
(HR.Abu Daud dan Tirmidzi)

sehingga berdasarkan pada hadis ini perayaan maulid nabi bisa di katagorikan sebagai bagian dari perkara bid’ah yaitu sebuah ritual dalam ibadah yang tidak pernah dicontohkan Bukankah yang lebih menyesatkan perayaan maulid nabi bisa menyerupai kaum Nasrani yang merayakan hari kelahiran Nabi Isa AS, padahal pada sebuah hadis riwayat Abu Daud, Rosullullah SAW bersabda:”Barang siapa meniru tradisi suatu kaum, maka dia bagian dari kau tersebut” nabi Muhammad SAW telah memberikan seluruh contoh dan tauladan bagi seluruh umat muslim dalam menjalani kehidupan demi meraih kerido’an duniawi dan ukhrowi dan tentu saja sebuah amalan dan ritual yang tak pernah dijalankan oleh nabi hendaknya tidak dimaknai sebagai amalan tambahan dalam meraih tambahan pahala. Janganlah kita terjebak dalam mensyareatkan sebuah perkara yang tidak secara langsung difirmankan oleh Allah SWT yang maha mengetahui dan dituntunkan oleh nabi Muhmmad SAW.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semua itu akan diminta pertanggung jawabannya”(QS. Al-Isra:36)


Indonesia sebagai negeri yang mayoritas penduduk muslim terbesar didunia memiliki tradisi untuk menggelar perayaan maulid nabi, beberapa daerah terutama bekas kerajaan islam memiliki aneka ritual untuk merayakan maulid nabi tetapi ada perkara mendasar yang menyebabkan perayaan maulid nabi tersebut memiliki dasar sebagai perkara yang haram, satu hal yang diharamkan terkait dengan perayaan maulid nabi, dia adalah keyakinan bahwaasanya ditanggal 12 Robiulawal arwah nabi Muhammad akan turun kebumi sehingga umat muslim wajib memuliakannya. Mencuci pusaka ditepat pada kelahiran nabi Muhammad justru merupakan salah satu bentuk pengingkaran riasalah dan ajaran tauhid dalam agama islam ingkarnya diri atas tuntunan atas agama suci ini sejatinya merupakan bentuk pengingkaran yang nyata atas kenabiaan Muhammad SAW. Semoga kita terhindar dari prilaku sesat lagi hina tersebut.

peringatan perayaan maulid nabi Muhammad SAW memang termasuk perkara yang bid’ah, hari kelahiran nabi muhammad pada dasarnya merupakan sebuah hari istimewa tetapi hal ini tidak berarti  mewajibkan kita untuk melakukan amalan dan perayaan dihari tersebut, pemerintah Indonesia memang menerapkan hari libur nasional pada saat kalender hijriah tepat ditanggal 12 Robiul awal. Jika kita ingin mengerjakan seatu amalan maka berusahalah senantiasa menegakan tiang agama dan meraih ridho Allah sang maha kuasa. Merayakan kelahiran nabi Muhammad berlebihan justru dapat menjebak kita mengkultuskan nabi Muhammad memiliki kuasa lebih dari Allah SWT. Boleh saja kita melakukan kegiatan keagamaan dihari libur nasional tetapi yang patut diingat bahwasanya kegiatan tersebut memiliki dasar untuk mempertebal keislaman dan keimanan kepada Allah SWT. Bukan bermaksud untuk mengkramatkan kelahiran nabi.
dan yang perlu diingat kita sebagai umat muslim, menghuni negara yang berlandaskan hukum, sehingga sudah sepatutnya segala perayaan dan peringatan tidak melanggar hukum dan ketertiban umum.
Terimakasih, semoga bermanfaat