Pages

Pages

Sunday, 5 July 2015

2 GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM



2 GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM

2 GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM ini merupakan golongan yang salah dalam pandangan islam, dua golongan ini adalah:
Oranga yang memandang bahwa kekayaan adalah sesuatu hal yang sangat penting, golongan ini akan menjadikan hartanya sebagai Illahnya atau Tuhannya.
Oranga yang dalam hidupnya tidak membutuhkan harta, dengan alasan bahwa harta akan menjerumuskan manusia untuk lalai kepada Allah SWT. Mereka hidup diatas sedekahnya orang-orang kaya sehingga ia tidak bisa menghidupi dan menafkahi anak dan istrinya.
Lalu bagaimana islam memandang mengenai masalah harta, apakah harta akan ditempatkan menjadi salah satu tujuan hidup atau harta akan dijadikan singa ganas yang sewaktu-waktu akan menerkamnya.


Al-qur’an telah mengajarkan kepada kita bagaimana caranya kita menempatkan harta dalah kehidupan kita, manusia diamanati dunia ini untuk dikelola sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-qashash:77 yang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah di anugrahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri ahirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmudari (kenimatan) dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jangalah kamu berbuat kerusakan di(muka ) bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Qs. Al-Qashash:77)

GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM ini berdasar pada ayat diatas yang menjelaskan bahwa manusia meski memikirkan pentingnya kehidupanahirat tapi Allah juga menyinggung jangan sampai lupa dengan bagian kita didunia ini. Jadikan dunia ini sebagai kebun dengan tanaman-tanaman kebajikan yang akan kita tuai ketika kita menghadapi kehidupan ahirat.

Kita juga diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang lain dengann harta yang kita punya. Para ulama tafsir banya uang mengulas tentang harta kekayaan. Pada hakekatnya manusia dikaruniai kekayaan oleh Allah SWT berupa harta dan benda sebagai sebuah amanah dan ujian yang harus dipergunakan sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rosul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al hadid:7)

Harta adalah salah satu perhiasan dunia yang Allah jadikan sebagai ujian dari keimanan, sebagaimana firmanya yang artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya dari sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS.Al Kahfi:46)

Harta bukan tujuan hidup bagi manusia namun hanya sebagai sarana atau bekal untuk beribadah kepada Allah SWT. “berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yyang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. At Taubah: 41)

Allah telah mengingatkan manusia agar tidak tamak terhadap dunia. Allah telah menciptakan manusia dalam tabiat mencintai harta kekayaan, akan tetapi Allah SWT telah mengingatkan manusia agar jangan terlalu berlebihan mencintai hartanya yang akan menyebabkan manusia melupakan akan kekayaan Allah. Manusia tidak menyadari bahwa kekayaan yang diberikan Allah sebuah ujian yang nanti akan dimintai pertanggung jawabannya ketika manusia menghadap Allah SWT.

Manusia banyak yang lupa dengan harta kekayaan yang ia miliki, sehingga ia terlena dengan hartanya yang menyebabkan manusia bersikap sombong dan kikir. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterimakasih kepada Tuhannya. Dan sesungguhnya manusia itu menyakksikan (sendiri) keingkaranya dan sesungguhnya dia sangat bahil karena cintanya kepada harta” (QS. Al A’diayaat:6-8)

Allah juga berfirman dalam surat Al munafiquun ayat 9 “Hai orang-orang yyang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” (QS. AL munafiquun:9)

Ingatlah dengan azab Allah yang menimpa Qorun, Allah membenmkan hartanya kedalam bumi. Atau ingat pula dengan Salabah salah seorang sahabat nabi yang awalnya beriman saat miskin tetapi kemudian lupa diri saat suudah kaya. 

Kecintaan manusia terhadap harta akan melupakan manusia pada kematian Allah SWT berfirman dalam surat At taqasur ayat 1 hingga 8. :Bermegah-megahan telah melupakan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqiin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahan didunia itu).” (QS. At Takaatsur:1-8)

Islam memerintahkan umatnya untuk mencari kekayaan, karena dalam sariat islam ada ibadah yang menuntut dalam segi harta yang besar, contohnya ibadah haji dan umroh ke Mekah. Dalam Al-qur’an Allah memerintahkan manusia mencari rizki dan berusaha dimuka bumi ini.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Apabila telah ditunaikan solat, maka bertebarablah kamu dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. Al Jumah:10)

Dalam surat lain Allah juga berfirman yang artinya: “Dia lah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah disegala penjurunya dan makanlah dari sebagian rizkinya.” (QS. Al Mulk : 15)
 
Kebanyakan orang pasti menginginkan kaya, aneh jika tidak bermimpi memiliki harta yang banyak. Tapi hadis ini bisa menjadi renungan: “Dari Abdullah bin Amr ra dia berkata bahwa Rosullullah SAW bersabda: “sesungguhnya pada hari kiamat,orang-orang fakir kaum muhajirin akan mendahului orang-orang kaya memasuki surga dengan 40 tahun lamanya” (HR. Muslim). 

Orang kaya akan lebih lama dihisab karena harus mempertanggungjawabkan semua harta kekayaanya dari mana ia memperolehnya, para ulama menafsirkan hadis ini, bahwa orang-orang fakir akan lebih dulu masuk surga meskipun miskin harta tapi pada hakekatnya kaya hati karena keimanannya kepada Allah. Walaupun hidup seadanya ia tidak pernah mengaeluh akan kehidupan dunia, justru dengan kemiskinanya ia menjadi orang yang kona’ah atau merasa cukup dengan apa yang Allah berikan, ia menjadi orang yang sabar dan bersukur atas segala yang Allah berikan kepadanya walaupun sedikit serta menjauhkan dirinya dari sifat meminta-minta.

Tapi islam tidak melarang manusia untuk kaya karena pada jaman nabi banyak sahabat nabi yang kaya seperti Abdurrahman bin A’uf, Abu Bakar, Umar Bin Khatab dan Usman bin Affan. Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka tidak merasa sombong karena kekayaan mereka dihabiskan untuk perang dijalan Allah.

Harta merupakan bagian dari rizki yang telah Allah tetapkan pada setiap hambanya. Dari sebagian hamba dilebihkan atas sebagian yang lain, sehingga munculla istilah kaya dan miskin. Akan tetapi siapa sebenarnya yang dikatakan sebagai orang miskin?

Rosullullah SAW bersabda: “Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah rasa cukup yang ada didalam hati” (HR. Bukhari)

Ibnu Hajar menafsirkan hadis ini bahwa yang dimaksud dengan kekayaan jiwa adalah orang yang kona’an terhadap apa yang Allah berikan, dia tidak rakur dalam urusan mengumpulkan harta dan tidak pula ia meminta-minta kepada manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan kefakiran jiwa adalah kebalikannya, dia tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang telah diberikan Allah, dalam mencari harta ia selalu rakus dan menumpuknya  seakan-akan dia dengan hartanya akan hidup kekal.
Rosullullah juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan adalah “bukanlah orang ynng miskin itu orang yang meminta-minta kepada manusia untuk diberi satu atau dua suap makanan, dan satu atau dua butir kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak memiliki rasa cukup dalam hatinya yang membuat dirinya tidak meminta-minta kepada orang lain dan orang yang tidak menyembunyikan keadaanya, sehingga orang bersedekah kepadanya tanpa dia meminta-minta.” (HR. Al Bukhari)

Kecukupan dalam hati akan tumbuh, keridhoan menerima qo’da Allah dan berserah diri pada takdir Allah. Ia menyakini bahwa apa yang ada disisi Allah adalah lebih baik.

Demikian Pemapara artikel mengenai 2 GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM semoga bermanfaat dan biasa diambil hikmahnya. amin