4
sosok wanita penghuni surga adalah empat wanita yang tangguh
dalam mempertahankan keteguhan akidah dikala coba-coban Allah yang sangat berat
datang menimpanya. Wanita yang mampu mempertahankan kalimat laa illaha illallaah
dikala orang-orang disekelilingnya berbuat aniaya kepadanya.
Jika dalam benak kita
terlintas pertanyaan, apakah ada balasan bagi mereka yang berbuat baik..?
apakah harta yang melimpah yang menjadi jawabanya? Apkakah bertambahnya ilmu? Atau
mungkin memiliki anak-anak yang soleh dan soleha?
Maka Allah SWT memberi
jawaban dengan berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “tuhan
kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah merasa sedih; dan gembiralah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan kepadamu”. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
ahirat; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula)
didalamnya apa yang kamu minta, sebagai hidangan (bagimu) sebagai tuhan yang
maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Fushilat:30-32).
Sosok
wanita penghuni surga adalah sosok yang akan dihadiahi
jannah. Jannah atau surga merupakan balasan utama bagi manusia yang beramal
soleh dan beriman.
Dalam sebuah hadis dalam
riwayat Imam al-hakim, Rosullullah SAW menegaskan mengenai 4 sosok wanita penghuni surga, wanita yang bersabar atas ujian
Allah dan menjaga keimananya sampai ahir.
“Pemuka wanita ahli
surga ada empat: Mariyam binti Imran, Fatimah binti Rosullillah SAW, Khodizah
binti Khuwailid dan Asiyah.” (HR. Hakim)
Berikut kami uraikan
kisah para wanita yang dijamin jannah atau surga:
1. ASIYAH
Asiyah adalah seorang
permaisuri atau seorang istri raja zalim dan musrik dikala itu. Asiyah adalah
istri dari Fir’aun, yaitu seorang raja yang menganggap dirinya sebagai Tuhan. Ia
mengaku bahwa dirinya memiliki sifat uluhiyah atau ketuhan dan megklaim dirinya
memiliki rubiyah yaitu kekuatan sebagai pengatur alam.
Fir’aun adalah seorang
manusia yang berfikir dan berprilaku berdasarakan arahan dan nasehat dari para
dukun, tak heran jika pada ahirnya Fir’aun selalu terjebak dalam perbuatan yang
irrasional atau tidak masuk akal. Salah satu bentuk kebodohan fir’aun adalah
memerintah kerajaanya berdasarkan tafsir mimpi.
Atas dasar tafsir mimpi
Fir’aun memerintahkan seluruh tentara kerajaannya untuk membunuh seluruh anak
laki-laki yang lahir dalam jangka waktu setahun. Perintah Fir’aun ini pada
ahirnya justru malah membawa seorang bayi laki-laki yang sangat dekat dengan
singgahsananya, karena tatkala keluar perintah untuk membunuh semua bayi
laki-laki seorang ibu menghanyutkan seorang bayi laki-laki kesungai Nil. Dan dengan
izin Allah sehingga bayi laki-laki itu hanyut dan berlabuh di istana.
Penampilan dan paras
sang bayi memikat hati sang permaisuri Fir’aun, permaisuri yang bernama Asiyah
terpikat dan merasa tentram dengan kehadiran sang bayi laki-laki. Asiyah yang
merupakan permaisuri kerajaan mesir adalah wanita yang terhormat lagi soleha,
ia menyelamaykan bayi yang kelak akan menjadi seorang nabi yaitu Musa AS.
Keutamaan Asiyah
sehingga berbuah surga karena keteguhanya menjaga kalimat laa illaha illallaah tiada
tuhan selain Allah.
Keimanan Asiyah
menjadikan Fir’aun murka bahwa tiada tuhan selain Allah berarti mengingkari
sifat ketuhanan dan kemahabesaran Fir’aun sebagai raja umat manusia.
Pemberontakan Asiyah
kepada sang suami berbuah siksa dan derita, Fir’aun memerintahkan kepada para
tentaranya untuk mengikat tangan dan kakinya pada sebuah tonggak hingga ahirnya
Asiyah menyeru pada robb yang maha agung yang ia yakini: “ya robbku
bangunkanlah sebuah rumah untukku disisimu dalam firdaus dan selamatkanlah aku
dari Fir’aun dan perbuatanya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zolim.”. dan
Allah SWT memberi perlindungan kepada wanita yang sileh lagi mulia tersebut,
Allah mengirimkan malaikat untuk menaunginya tatkala ia ditinggal pergi oleh
tentara Fir’aun yang menyiksanya.
Malaikat itu juga
menghiburnya dengan memperlihatkan rumah yang disurga ketika dia disiksa. Inilah
perjuangan seorang istri untuk melepaskan diri dari jeratan suami yang sirik
dan balasan keteguhan hati itu adalah sebuah rumah disurga.
2. MARYAM
Ada seorang mulia tapi
bukan nabi ia memiliki menantu seorang nabi dan kedua cucu laki-lakinya
diangkat oleh Allah SWT sebagai seorang nabi dan rosull.
Orang mulia itu bernama
Imran beliau adalah seorang yang alim lagi soleh dan sekaligus guru bagi kaum
bani Isroil. Imran adalah seorang imam di Masjidil Aqsa istrinya bernama Hanah,
pasangan suami istri ini memiliki dua orang putri yang soleha. Asiya binti
Imran menikan dengan nabi Zakariya as mereka memiliki seorang putra yang juga
diangkat menjadi seorang nabi yaitu Yahya as.
Sedangkan Maryam binti
Imron memberikan cucu bernama Isa as. Keutamaan keluarga Imran menjadi bagian
dari wahyu Allah dalam surat Al-Imran ayat 33. “sesungguhnya Allah telah
memilih Adam,Nuh,keluarga Ibrohim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat
(dimasa mereka mereka masing-masing).” (QS. Al-Imran:33)
Ketika hendak
melahirkan Maryam, Imran telah wafat, maka iapun kemudian mengadakan sebuah
undian untuk menentukan siapakah keluarga yang akan merawat Maryam hingga
dewasa. Dan ternyata yang memenangkan undian tersebut adalah keluarga nabi
Zakariya as.
Nabi Zakariya mendidik
Maryam seperti anaknya sendiri terlebih ketika mereka menjadikanya sebagai
seorang anak angkat yang ketika itu nabi Zakariya dan asiya belum mendapatkan
seorang keturunan.
Keluarga nabi Zakariya
membesarkan Maryam di Baitul maqdis, didalam kompelek suci ini terdapat sebuah mirhab
kusus bagi maryam, disinilah maryam menghabiskan hari-harinya untuk mendalami
agama,berzikir dan mengingat kebesaran Allah SWT tidak pernah lepas dari
keseharian maryam.
Meskipun bukan seorang
nabi dan rosul Maryam mendapatkan sebuah mu’jizat, sepertinya Allah SAT
mengabulkan nazar ibunda Hanah. “maka tuhannya menerimanya (sebagai nazar)
dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan
Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya mesuk menemui maryam
di mihrab, ia dapati makanan disisinya. Zakariya berkata: “hai Maryam dari mana
kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “makanan itu dari sisi Allah”
sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakinya tanpa hisab.
(QS. Al-Imran: 37)
Keutamaan dan
keistimewaan marya sebagai seorang yang soleh lagi ahli ibadah membuat nabi
Zakariya berdoa dan meminta kepada
Allah, ia bermunajab agar ia memiliki keturunan agar memiliki keturunan yang
memiliki ahlak yang sesempurna Maryam binti Imran.
Disanalah Zakariya
berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku berikah aku dari sisi engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya engkau maha pendengar doa.” (QS.
Al-Imran:38)
Tak lama istri nabi
Zakariya asiya binti Imran hamil padahal sebelumnya Asiya mendapatkan ponis
mandul dan sang suami Zakariya sudah berusia sangat lanjut, tapi bersamaan
dengan kehamilan Asiya sang adik yang juga sebagai anak angkatnya Maryam binti
Imran mendapatkan mu’jizat yang lainya.
(ingatlah), ketika
malaikat berkata: “Hai maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan
kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang)
daripada-Nya, namanya Al-masih isa putra maryam, seorang terkemuka didunia dan
diahirat dan termasuh orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia
berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah
termasuk orang-orang yang saleh.” Maryam berkata: “Ya tuhanku, betapa mungkin
aku mempunya anak, padahal aku belum disentuh seorang laki-lakipun” Allah berfirman
(dengan perantara Jibril): “demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata
kepadanya: “jadilah”, lalu jadilah dia. (QS. Al-imran:45-47).
Inilah mu’jizat milik
Maryam binti Imran lewat perantaraan malaikat jibril, Allah meniupkan ruh nabi
Isa as kedalam rahim Maryam. Allah SWT menjaga kesucian maryam sebagai seorang
gadis, namun inilah ujian terbesar maryam.
Keimanan akhirnya
bertemu dengan cobaan dan fitnah yang amat berat, Maryam binti Imram harus
melibatkan keyakinanya atas takdir Allah SWT. Maryam binti Imtan mendapatkan
ujian berbentuk fisik yang aharus mengandung bayi nabi Isa as namun ujian
mental tidak kalah dahsyatnya karena kaum bangsa Bani Israil yang dikala itu
mendiami Nazaret di Palestina. Saat itu Allah mengilhamkan Maryam untuk bejalan
kearah timur ketika tak mampu untuk berjalan, Maryam menyandarkan tubuhnya pada
sebuah batang kurma derita ini membuat maryam meronta. Rasa sakit karena akan
melahirkan seorang anak memaksa ia menyandar pada pangkal pohon kurma lalu ia
berkata “Aduhai, alangkah lebih baik aku mati sebelum ini, dan aku menjadi
barang yang tidak berarti lagi digunakan”.
Ketika meryam berada
diujung putus asa, Allah kembali menyeru kepada umalaikat jibril untuk
menyerunya, mak Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “janganlah kamu
bersedih hati, sesungguhnya tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu dan
mulikanlah pangkal pohon kurma itu kepangkalmu, niscaya pohon kurma itu akan
menggugurkan buahnya yang masak kepadamu”
Takdir Allah membuat
nabi Isa as lahir dalam keadaan tanpa ayah. Mu’jizat nabi Isa as telah ia dapatkan semenjak
kelahiranya, dan salah satu mu’jizat nabi Isa as itu adalah pembelaan dan penjagaan Allah atas kesucian sang ibunda,
fitnah dari sebagian bangsa bani israil langsung mendapatkan bantahan dari
Allah SWT melalui perantara ucapan bayi Isa as.
Maka Maryam membawa
anaknya pada kaum bani israil dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “hai
maryam, sesungguhnya kamu melakukan sesuatu yang amat mungkar, hai perempuan
saudara Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu
bukanlah seorang pezina, maka Maryam menumjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “bagaimana
kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” berkata Isa: “Sesungguhnya
aku ini hamba Allah yang memberimu Al kitab menjadikan aku seorang nabi dan
menjadikan aku diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkanku untuk
mendirikan solat dan menunaikan zakat selama aku hidup dan berbakti kepada ibu
dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka, dan semoda
kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan pada hari
aku dimatikan dan pada hari aku dibangkitkan kembali” itulah Isa putra marya
yang mengatakan perkataan yang benar yang mereka berbantah-bantahan tentang
kebenaranya.
3. KHODIJAH
Seberapa pentingkah
khodijah bagi Rosullullah SAW, beliau
bersabda: “Allah tidak memberiku pengganti yang lebih darinya. Ia beriman
kepadaku kala semua orang mendustakan. Membantuku dengan harta bendanya, kala
semua orang tidak memberiku bantuan, dan Allah memberiku anak-anak darinya,
kala semua istri tidak memberiku keturunan.” (HR.Ahmad).
Khadijah binti khualit
ra merupakan orang pertama yang berislam,selimut khodijahlah yang menghangatkan
tubuh Rosullullah SAW ketika menggigil ketakutan, wahyu pertama surat Al alaq
yang turun untuk mengangkat Muhammad menjadi nabi dan rosul menjadikan beliau
ketakutan dan perasaan itu hanya beliau sampaikan kepada istri tecinta. “apa
yang terjadi padaku, aku menghawatirkan keselamatanmu?” lalu sang istri
menjawab pertanyaan beliau: “sekali-kali tidak, demi Allah, Allah tidak akan
meninggalkamu selamanya, karena engkau suka menyambung silahturahmi, selalu
berbicara jujur, memikul beban orang lain, memberi makan orang miskin, menjamu
tamu dan menolong orang yang menegakkan kebenaran.
Keislaman Khodijah berawal
dari pendengaran beliau, ketika beliau mendengar nabi Muhammad SAW membaca ayat
Al-Quran, Khadijah berkata kepada sang suami: “alangkah indah kata-kata ini
wahai abu kosim. Sungguh, kata-kata ini indah dan baik. Ini bukan kata-kata
manusia wahai abu qosim”.
Kehidupan Rosullullah
bersama Khodijah berbuah tujuh anak. Putra pertama mereka bernama kosim,
sehingga Rosullullah mendapat sapaan abu kosim. Dua putra lainya bernama
Abdullah dan Ibrohim, namun ketiga putra rosul ini meninggal ketika belum
memasuki akil balik inilah bentuk cobaan yang menimpa keluarga nabi SAW.
Sedangkan keempat putri
nabi dan ummu mu;minin Khodijah, Zaianb, Rokayah, ummu kultum dan Fatimah. Ke empatnya
menyertai masa kenabian ayahanda SAW.
Khodijah ra merupakan
seorang saudagar kaya yang mendapatkan nikmat banyak harta dan kekayaanya
tersebut ia sedekahkan kepada siapa saja yang mau berislam. Jihad harta
Khodijah ra dilakukan secara tenang dan diam-diam namun ketika da’wah nabi
mulai meluas dan memancing ketegangan pembesar kaum qurais, cobaan kembali
menimpa keluarga nabi SAW. Karena untuk beberapa saat malaikat Jibril tidk lagi
menyampaikan wahyu kepada nabi SAW. Kondisi ini kembali membuat nabi SAW murung
dan gelisah dan sedih.
Kembali Khodijah mengambil
perannya sebagai pendamping yang setia. Beliau berkata: “Janganlah bersedih
wahai rosullullah, kesengsaraan pasti akan berlalu, setelah kesulitan pasti
akan ada kelapangan. Apapun yang Allah lakukan semata berdasarkan kehendaknya.
Tak berselang lama
wahyu pertama turun kepada Rosullullah SAW dan surat Ad duha secara utuh dari
pertama hingga ahir 1-11. Surat ad duha menjadi penjelasan bahwa Allah SWT
tidak akan meninggalkan nabi Muhammad SAW, dalam surat ini Allah memberikan
isarat bahwa da’wah rosullullah SAW akan bertambah baik dan berkembang.
Dukungan ummu mu’minin
Khodijah kepada Rosullullah SAW untuk berda’wah dan memberantas peradaban jahiliyah
semakin besar. Dipundak Khodijah semakin berat dan semakin sering berbelanja
dijalan Allah dengan hartanya ibunda Khodijah membebaskan para budak dirumah
beliaulah terdapat makanan bagi yang kelaparan dan rumah bernaung bagi yang kedinginan,
maka Allah mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan kabar gembira kepada
ibunda Khodijah ra. “Ya rosullullah!, ini Khodijah sebentar lagi datang dengan
membawa wadah berisi lauk, makanan atau minuman. Setelah tiba nanti, setelah
sampai nanti sampaikan salam Robbku dan juga salamku kepadanya. Dan sampaikan
berita gembira kepadanya, berupa rumah disurga dari mutiara cekung, tiada
kegaduhan atau keletihan didalamnya. (HR. Bukhari dan Ahmad).
Ini sungguh kemuliaan
yang sangat besar, Allah SWT dan malaikat Jibril memberikan salam kepada ibunda
Khadijah ra. Pengorbanan,perjuangan dan pendampingan total seorang istri kepada
nabi Allah mendapatkan balasa yang luar biasa indah.
4. FATIMAH
Ke empat putri nabi
langsung berislam mengikuti ibunda Khodijah, mereka bersama sang ibunda menjadi
wanita-wanita yang terdepan membenarkan, mempercayai dan menyakini ajaran nabi
SAW. Ajaran islam yang turun kepada nabi SAW mendapatkan tantangan keras dari
kaum qurais, bagi mereka islam memperolok keyakinan bagi para pendahulu mereka.
Islam menyatakan Allah satu-satunya
robb yang patut disembah, kaum qurais tidak mau menerimanya, bahwa Latha dan
uzha hanyalah sebuah patung yang tidak memiliki kuasa untuk mengatur hidup dan
kehidupan mereka, maka kaum qurais melancarkan beraneka fitnah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Mereka berkata, bahwa nabi
Muhammad SAW adalah orang gila serta seorang penyihir dan dukun, tekanan dengan
bentuk fisik mulai mereka lakukan ketika nabi SAW sedang melakukan solat sesuai
dengan tuntunan Allah.
Diantara kaum qurais yang
keras dan kasar pertetangannya kepada da’wah nabi adalah Ukbah, peria kafir ini
mendatangi rosullullah SAW yang sedang sujud dengan membawa kotoran hewan dan
dengan keberanianya melemparkan kepda punggung nabi SAW yang sedang sujud,
melihat hal ini kaum qurais tertaw girang. Salah satu putri nabi SAW Fatimah ra
dan begitu melihat hal ini beliau segera mebersihkan punggung ayah handanya dan
dengan gagah berani Fatimah ra mendatangi Ukbah dan segerombololan kaum
quraisi.
Beliu berkata bahwa ini
adalah suatu tindakan yang keji terhadap sang nabi dan Rosull utusan Allah. Da’wah
rosullullah bertambah menjadi semakin berat dengan wafatnya ibunda Khodijah ra.
Rosul beserta ke empat putrinya merasakan kesedihan yang amat mendalam. Fatimah
ra mulai merasakan kehilangan kasih sayang ibinda.
Didalam perkembangangan
da’wah islam berikutnya dikota madinah, Fatimah dilamar seorang pemuda yang
dikenalnya sejak kecil yakni Ali bin Abi tholib ra.
Rosull SAW berkata
kepada Ali bin Abi Tholib: “Baju beri itu benar-benar merupakan maskawin bagi
fatimah”. Kehidupan Fatimah dan Ali berjalan langgeng dan memiliki dua orang
putra yang luar biasa Hasan dan Husin bin Abi Tholib. Inilah keluarga yang
sangat dibanggakan oleh nabi. Sampai beliau menyampaikan sebuah hadis: “wahai
Fatimah, beranikah kamu menjadi ratu bagi para wanita di surga” kisah ini
tercatat dalam hadis Bukhari dan Muslim.
Demikianlah artikel
megenai 4 sosok waita penghuni surga
semoga setelah membaca artikel ini semangat juang kita dalam da’wah menegakkan
ajaran islam menjadi lebih membara khususnya bagi para wanita-wanita soleha.