SITUS ILMU ISLAM DAN UMUM

Friday, 3 July 2015

On 00:22 by Unknown in
SOCIALIZE IT →


4 sosok wanita penghuni surga adalah empat wanita yang tangguh dalam mempertahankan keteguhan akidah dikala coba-coban Allah yang sangat berat datang menimpanya. Wanita yang mampu mempertahankan kalimat laa illaha illallaah dikala orang-orang disekelilingnya berbuat aniaya kepadanya.

Jika dalam benak kita terlintas pertanyaan, apakah ada balasan bagi mereka yang berbuat baik..? apakah harta yang melimpah yang menjadi jawabanya? Apkakah bertambahnya ilmu? Atau mungkin memiliki anak-anak yang soleh dan soleha? 

Maka Allah SWT memberi jawaban dengan berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah merasa sedih; dan gembiralah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan kepadamu”. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan ahirat; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) didalamnya apa yang kamu minta, sebagai hidangan (bagimu) sebagai tuhan yang maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Fushilat:30-32).


Sosok wanita penghuni surga adalah sosok yang akan dihadiahi jannah. Jannah atau surga merupakan balasan utama bagi manusia yang beramal soleh dan beriman. 

Dalam sebuah hadis dalam riwayat Imam al-hakim, Rosullullah SAW menegaskan mengenai 4 sosok wanita penghuni surga, wanita yang bersabar atas ujian Allah dan menjaga keimananya sampai ahir.
“Pemuka wanita ahli surga ada empat: Mariyam binti Imran, Fatimah binti Rosullillah SAW, Khodizah binti Khuwailid dan Asiyah.” (HR. Hakim)

Berikut kami uraikan kisah para wanita yang dijamin jannah atau surga:

1. ASIYAH
Asiyah adalah seorang permaisuri atau seorang istri raja zalim dan musrik dikala itu. Asiyah adalah istri dari Fir’aun, yaitu seorang raja yang menganggap dirinya sebagai Tuhan. Ia mengaku bahwa dirinya memiliki sifat uluhiyah atau ketuhan dan megklaim dirinya memiliki rubiyah yaitu kekuatan sebagai pengatur alam.

Fir’aun adalah seorang manusia yang berfikir dan berprilaku berdasarakan arahan dan nasehat dari para dukun, tak heran jika pada ahirnya Fir’aun selalu terjebak dalam perbuatan yang irrasional atau tidak masuk akal. Salah satu bentuk kebodohan fir’aun adalah memerintah kerajaanya berdasarkan tafsir mimpi.

Atas dasar tafsir mimpi Fir’aun memerintahkan seluruh tentara kerajaannya untuk membunuh seluruh anak laki-laki yang lahir dalam jangka waktu setahun. Perintah Fir’aun ini pada ahirnya justru malah membawa seorang bayi laki-laki yang sangat dekat dengan singgahsananya, karena tatkala keluar perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki seorang ibu menghanyutkan seorang bayi laki-laki kesungai Nil. Dan dengan izin Allah sehingga bayi laki-laki itu hanyut dan berlabuh di istana. 

Penampilan dan paras sang bayi memikat hati sang permaisuri Fir’aun, permaisuri yang bernama Asiyah terpikat dan merasa tentram dengan kehadiran sang bayi laki-laki. Asiyah yang merupakan permaisuri kerajaan mesir adalah wanita yang terhormat lagi soleha, ia menyelamaykan bayi yang kelak akan menjadi seorang nabi yaitu Musa AS.

Keutamaan Asiyah sehingga berbuah surga karena keteguhanya menjaga kalimat laa illaha illallaah tiada tuhan selain Allah.

Keimanan Asiyah menjadikan Fir’aun murka bahwa tiada tuhan selain Allah berarti mengingkari sifat ketuhanan dan kemahabesaran Fir’aun sebagai raja umat manusia.

Pemberontakan Asiyah kepada sang suami berbuah siksa dan derita, Fir’aun memerintahkan kepada para tentaranya untuk mengikat tangan dan kakinya pada sebuah tonggak hingga ahirnya Asiyah menyeru pada robb yang maha agung yang ia yakini: “ya robbku bangunkanlah sebuah rumah untukku disisimu dalam firdaus dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatanya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zolim.”. dan Allah SWT memberi perlindungan kepada wanita yang sileh lagi mulia tersebut, Allah mengirimkan malaikat untuk menaunginya tatkala ia ditinggal pergi oleh tentara Fir’aun yang menyiksanya. 

Malaikat itu juga menghiburnya dengan memperlihatkan rumah yang disurga ketika dia disiksa. Inilah perjuangan seorang istri untuk melepaskan diri dari jeratan suami yang sirik dan balasan keteguhan hati itu adalah sebuah rumah disurga.

2. MARYAM
Ada seorang mulia tapi bukan nabi ia memiliki menantu seorang nabi dan kedua cucu laki-lakinya diangkat oleh Allah SWT sebagai seorang nabi dan rosull.

Orang mulia itu bernama Imran beliau adalah seorang yang alim lagi soleh dan sekaligus guru bagi kaum bani Isroil. Imran adalah seorang imam di Masjidil Aqsa istrinya bernama Hanah, pasangan suami istri ini memiliki dua orang putri yang soleha. Asiya binti Imran menikan dengan nabi Zakariya as mereka memiliki seorang putra yang juga diangkat menjadi seorang nabi yaitu Yahya as.

Sedangkan Maryam binti Imron memberikan cucu bernama Isa as. Keutamaan keluarga Imran menjadi bagian dari wahyu Allah dalam surat Al-Imran ayat 33. “sesungguhnya Allah telah memilih Adam,Nuh,keluarga Ibrohim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (dimasa mereka mereka masing-masing).” (QS. Al-Imran:33)

Ketika hendak melahirkan Maryam, Imran telah wafat, maka iapun kemudian mengadakan sebuah undian untuk menentukan siapakah keluarga yang akan merawat Maryam hingga dewasa. Dan ternyata yang memenangkan undian tersebut adalah keluarga nabi Zakariya as.

Nabi Zakariya mendidik Maryam seperti anaknya sendiri terlebih ketika mereka menjadikanya sebagai seorang anak angkat yang ketika itu nabi Zakariya dan asiya belum mendapatkan seorang keturunan.

Keluarga nabi Zakariya membesarkan Maryam di Baitul maqdis, didalam kompelek suci ini terdapat sebuah mirhab kusus bagi maryam, disinilah maryam menghabiskan hari-harinya untuk mendalami agama,berzikir dan mengingat kebesaran Allah SWT tidak pernah lepas dari keseharian maryam.

Meskipun bukan seorang nabi dan rosul Maryam mendapatkan sebuah mu’jizat, sepertinya Allah SAT mengabulkan nazar ibunda Hanah. “maka tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya mesuk menemui maryam di mihrab, ia dapati makanan disisinya. Zakariya berkata: “hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “makanan itu dari sisi Allah” sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakinya tanpa hisab. (QS. Al-Imran: 37)

Keutamaan dan keistimewaan marya sebagai seorang yang soleh lagi ahli ibadah membuat nabi Zakariya berdoa dan  meminta kepada Allah, ia bermunajab agar ia memiliki keturunan agar memiliki keturunan yang memiliki ahlak yang sesempurna Maryam binti Imran.

Disanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku berikah aku dari sisi engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya engkau maha pendengar doa.” (QS. Al-Imran:38)

Tak lama istri nabi Zakariya asiya binti Imran hamil padahal sebelumnya Asiya mendapatkan ponis mandul dan sang suami Zakariya sudah berusia sangat lanjut, tapi bersamaan dengan kehamilan Asiya sang adik yang juga sebagai anak angkatnya Maryam binti Imran mendapatkan mu’jizat yang lainya.

(ingatlah), ketika malaikat berkata: “Hai maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-masih isa putra maryam, seorang terkemuka didunia dan diahirat dan termasuh orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.” Maryam berkata: “Ya tuhanku, betapa mungkin aku mempunya anak, padahal aku belum disentuh seorang laki-lakipun” Allah berfirman (dengan perantara Jibril): “demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “jadilah”, lalu jadilah dia. (QS. Al-imran:45-47).

Inilah mu’jizat milik Maryam binti Imran lewat perantaraan malaikat jibril, Allah meniupkan ruh nabi Isa as kedalam rahim Maryam. Allah SWT menjaga kesucian maryam sebagai seorang gadis, namun inilah ujian terbesar maryam.

Keimanan akhirnya bertemu dengan cobaan dan fitnah yang amat berat, Maryam binti Imram harus melibatkan keyakinanya atas takdir Allah SWT. Maryam binti Imtan mendapatkan ujian berbentuk fisik yang aharus mengandung bayi nabi Isa as namun ujian mental tidak kalah dahsyatnya karena kaum bangsa Bani Israil yang dikala itu mendiami Nazaret di Palestina. Saat itu Allah mengilhamkan Maryam untuk bejalan kearah timur ketika tak mampu untuk berjalan, Maryam menyandarkan tubuhnya pada sebuah batang kurma derita ini membuat maryam meronta. Rasa sakit karena akan melahirkan seorang anak memaksa ia menyandar pada pangkal pohon kurma lalu ia berkata “Aduhai, alangkah lebih baik aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti lagi digunakan”.
Ketika meryam berada diujung putus asa, Allah kembali menyeru kepada umalaikat jibril untuk menyerunya, mak Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu dan mulikanlah pangkal pohon kurma itu kepangkalmu, niscaya pohon kurma itu akan menggugurkan buahnya yang masak kepadamu”

Takdir Allah membuat nabi Isa as lahir dalam keadaan tanpa ayah. Mu’jizat  nabi Isa as telah ia dapatkan semenjak kelahiranya, dan salah satu mu’jizat nabi Isa as itu adalah pembelaan  dan penjagaan Allah atas kesucian sang ibunda, fitnah dari sebagian bangsa bani israil langsung mendapatkan bantahan dari Allah SWT melalui perantara ucapan bayi Isa as.

Maka Maryam membawa anaknya pada kaum bani israil dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “hai maryam, sesungguhnya kamu melakukan sesuatu yang amat mungkar, hai perempuan saudara Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu bukanlah seorang pezina, maka Maryam menumjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah yang memberimu Al kitab menjadikan aku seorang nabi dan menjadikan aku diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkanku untuk mendirikan solat dan menunaikan zakat selama aku hidup dan berbakti kepada ibu dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka, dan semoda kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan pada hari aku dimatikan dan pada hari aku dibangkitkan kembali” itulah Isa putra marya yang mengatakan perkataan yang benar yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenaranya.

3. KHODIJAH
Seberapa pentingkah khodijah bagi Rosullullah SAW,  beliau bersabda: “Allah tidak memberiku pengganti yang lebih darinya. Ia beriman kepadaku kala semua orang mendustakan. Membantuku dengan harta bendanya, kala semua orang tidak memberiku bantuan, dan Allah memberiku anak-anak darinya, kala semua istri tidak memberiku keturunan.” (HR.Ahmad).

Khadijah binti khualit ra merupakan orang pertama yang berislam,selimut khodijahlah yang menghangatkan tubuh Rosullullah SAW ketika menggigil ketakutan, wahyu pertama surat Al alaq yang turun untuk mengangkat Muhammad menjadi nabi dan rosul menjadikan beliau ketakutan dan perasaan itu hanya beliau sampaikan kepada istri tecinta. “apa yang terjadi padaku, aku menghawatirkan keselamatanmu?” lalu sang istri menjawab pertanyaan beliau: “sekali-kali tidak, demi Allah, Allah tidak akan meninggalkamu selamanya, karena engkau suka menyambung silahturahmi, selalu berbicara jujur, memikul beban orang lain, memberi makan orang miskin, menjamu tamu dan menolong orang yang menegakkan kebenaran.

Keislaman Khodijah berawal dari pendengaran beliau, ketika beliau mendengar nabi Muhammad SAW membaca ayat Al-Quran, Khadijah berkata kepada sang suami: “alangkah indah kata-kata ini wahai abu kosim. Sungguh, kata-kata ini indah dan baik. Ini bukan kata-kata manusia wahai abu qosim”.

Kehidupan Rosullullah bersama Khodijah berbuah tujuh anak. Putra pertama mereka bernama kosim, sehingga Rosullullah mendapat sapaan abu kosim. Dua putra lainya bernama Abdullah dan Ibrohim, namun ketiga putra rosul ini meninggal ketika belum memasuki akil balik inilah bentuk cobaan yang menimpa keluarga nabi SAW.

Sedangkan keempat putri nabi dan ummu mu;minin Khodijah, Zaianb, Rokayah, ummu kultum dan Fatimah. Ke empatnya menyertai masa kenabian ayahanda SAW.

Khodijah ra merupakan seorang saudagar kaya yang mendapatkan nikmat banyak harta dan kekayaanya tersebut ia sedekahkan kepada siapa saja yang mau berislam. Jihad harta Khodijah ra dilakukan secara tenang dan diam-diam namun ketika da’wah nabi mulai meluas dan memancing ketegangan pembesar kaum qurais, cobaan kembali menimpa keluarga nabi SAW. Karena untuk beberapa saat malaikat Jibril tidk lagi menyampaikan wahyu kepada nabi SAW. Kondisi ini kembali membuat nabi SAW murung dan gelisah dan sedih. 

Kembali Khodijah mengambil perannya sebagai pendamping yang setia. Beliau berkata: “Janganlah bersedih wahai rosullullah, kesengsaraan pasti akan berlalu, setelah kesulitan pasti akan ada kelapangan. Apapun yang Allah lakukan semata berdasarkan kehendaknya.

Tak berselang lama wahyu pertama turun kepada Rosullullah SAW dan surat Ad duha secara utuh dari pertama hingga ahir 1-11. Surat ad duha menjadi penjelasan bahwa Allah SWT tidak akan meninggalkan nabi Muhammad SAW, dalam surat ini Allah memberikan isarat bahwa da’wah rosullullah SAW akan bertambah baik dan berkembang. 

Dukungan ummu mu’minin Khodijah kepada Rosullullah SAW untuk berda’wah dan memberantas peradaban jahiliyah semakin besar. Dipundak Khodijah semakin berat dan semakin sering berbelanja dijalan Allah dengan hartanya ibunda Khodijah membebaskan para budak dirumah beliaulah terdapat makanan bagi yang kelaparan dan rumah bernaung bagi yang kedinginan, maka Allah mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan kabar gembira kepada ibunda Khodijah ra. “Ya rosullullah!, ini Khodijah sebentar lagi datang dengan membawa wadah berisi lauk, makanan atau minuman. Setelah tiba nanti, setelah sampai nanti sampaikan salam Robbku dan juga salamku kepadanya. Dan sampaikan berita gembira kepadanya, berupa rumah disurga dari mutiara cekung, tiada kegaduhan atau keletihan didalamnya. (HR. Bukhari dan Ahmad).

Ini sungguh kemuliaan yang sangat besar, Allah SWT dan malaikat Jibril memberikan salam kepada ibunda Khadijah ra. Pengorbanan,perjuangan dan pendampingan total seorang istri kepada nabi Allah mendapatkan balasa yang luar biasa indah.

4. FATIMAH
Ke empat putri nabi langsung berislam mengikuti ibunda Khodijah, mereka bersama sang ibunda menjadi wanita-wanita yang terdepan membenarkan, mempercayai dan menyakini ajaran nabi SAW. Ajaran islam yang turun kepada nabi SAW mendapatkan tantangan keras dari kaum qurais, bagi mereka islam memperolok keyakinan bagi para pendahulu mereka. 

Islam menyatakan Allah satu-satunya robb yang patut disembah, kaum qurais tidak mau menerimanya, bahwa Latha dan uzha hanyalah sebuah patung yang tidak memiliki kuasa untuk mengatur hidup dan kehidupan mereka, maka kaum qurais melancarkan beraneka fitnah kepada Nabi Muhammad SAW.

Mereka berkata, bahwa nabi Muhammad SAW adalah orang gila serta seorang penyihir dan dukun, tekanan dengan bentuk fisik mulai mereka lakukan ketika nabi SAW sedang melakukan solat sesuai dengan tuntunan Allah. 

Diantara kaum qurais yang keras dan kasar pertetangannya kepada da’wah nabi adalah Ukbah, peria kafir ini mendatangi rosullullah SAW yang sedang sujud dengan membawa kotoran hewan dan dengan keberanianya melemparkan kepda punggung nabi SAW yang sedang sujud, melihat hal ini kaum qurais tertaw girang. Salah satu putri nabi SAW Fatimah ra dan begitu melihat hal ini beliau segera mebersihkan punggung ayah handanya dan dengan gagah berani Fatimah ra mendatangi Ukbah dan segerombololan kaum quraisi. 

Beliu berkata bahwa ini adalah suatu tindakan yang keji terhadap sang nabi dan Rosull utusan Allah. Da’wah rosullullah bertambah menjadi semakin berat dengan wafatnya ibunda Khodijah ra. Rosul beserta ke empat putrinya merasakan kesedihan yang amat mendalam. Fatimah ra mulai merasakan kehilangan kasih sayang ibinda.

Didalam perkembangangan da’wah islam berikutnya dikota madinah, Fatimah dilamar seorang pemuda yang dikenalnya sejak kecil yakni Ali bin Abi tholib ra.
Rosull SAW berkata kepada Ali bin Abi Tholib: “Baju beri itu benar-benar merupakan maskawin bagi fatimah”. Kehidupan Fatimah dan Ali berjalan langgeng dan memiliki dua orang putra yang luar biasa Hasan dan Husin bin Abi Tholib. Inilah keluarga yang sangat dibanggakan oleh nabi. Sampai beliau menyampaikan sebuah hadis: “wahai Fatimah, beranikah kamu menjadi ratu bagi para wanita di surga” kisah ini tercatat dalam hadis Bukhari dan Muslim.

Demikianlah artikel megenai 4 sosok waita penghuni surga semoga setelah membaca artikel ini semangat juang kita dalam da’wah menegakkan ajaran islam menjadi lebih membara khususnya bagi para wanita-wanita soleha.