BEKAL KEMATIAN adalah bekal yang harus dipersiapkan umat manusia
selama hidup didunia sebelum datangnya kematian yang akan mengahiri kehidupan
dalam mempersiapkan bekal kematian.
Kematian
pasti akan terjadi, harta yang kita dapatkan dan jabatan yang kita peroleh,
anak istri yang selama hidup menyertai kita semuanya akan meninggalkan kita. Kecuali
amalan kita yang akan menyertai kita sampai liang lahat.
Sebagaimana
sabda nabi Muhammad SAW yang artinya: “yang mengikuti mayat itu ada tiga,yaitu:
keluarga, harta benda dan amal perbuatannya, yang dua kembali dan yang satu
akan tetap bersamanya yaitu keluarga dan harta bendanya kembali dan amal
perbuatanya tetap bersamanya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bekal kematian seperti apa yang harus manusia persipkan? Apakah harta
kekayaan yang melimpah akan membantu kita kelak diahirat atau malah akan
menjadikan kita celaka, lalu bagaimana islam memandang tentang kekayaan? Apakah
kita diwajibkan untuk menjadi orang kaya?
Ajaran
islam banyak menjelaskan tentang alam Barzah setelah azal menjemput manusia
inilah fase awal untuk menuju kehidupan yang abadi, dan setelah kiamat terjadi manusia akan
dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah dilakukan.
Bagi yang beruntung akan memiliki timbangan amal soleh yang lebih besar maka
balasanya surga, namun sebaliknya orang-orang yang tidak beriman dan kufur
terhadap nikmat Allah akan mendapat balasan neraka. Namun diantara orang kaya
dan orang miskin mereka semuanya beriman dan siapakah yang paling berhak
terlebih dahulu masuk surga?
Tidak
ada yang dapat dipastikan dalam kehidupan ini kecuali kematian, setinggi apapun
pangkat,kedudukan, kekayaan dan ilmu yang ada pada diri manusia maka manusia
tidak akan bisa menghindar dari yang namanya kematian. Namun walaupun kematian
itu merupakan sesuatu yang pasti, semua manusia pasti akan mengalaminya.
Tapi
kenapa manusia masih banyak yang lalai dalam mempersiapkan bekal kematian tersebut. Masalah kematian sendiri Allah telah
mengingatkan kepada manusia aga jangn lalai dalam mempersiapkan bekal menuju
kematian.
Allah
mengingatkan manusia tentang kematian dalam Al-qur’an surat Al-Jum’ah ayat 8
yang artinya: “katakanlah: “sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,
maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia
beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jum’ah:8)
Seorang
penyair arab yang bernama Soqhi memberikan nasehat kepada kita tentang kematian
dalam syairnya: “Persiapkanlah dirimu untuk berbuat takwa, sebab kalau malam
datang, anda tidak mampu menjamin apakah besok pagi masih bisa hidup atau
tidak, berapa banyak yang anda lihat, ada orang yang sehat segar bugar, tapi
secara mendadak meninggal dunia, namun sebaliknya, banyak pula orang yang
penyakitan tapi belum mati-mati.”
Ungkapan
nasehat tersebut dapat kita simpulkan bahwa manusia meski mempersiapkan diri
menghadapi kematian. Secara umum manusia meninggal dalam keadaan sakit,
tertimpa musibah, dan dengan cara-cara yang lain tergantung kehendak Allah
dimana,kapan dan dengan cara apa kita akan dimatikan.
Sudahkah
kita mempunyai bekal kematian
tersebut? Karena itu ketahuilah bahwa bukan kematian yang kita sesali atau kita
takuti tapi yang harus kita takuti adalah kira-kira apa yang sudah kita
persiapkan dalam menghadapi kematian tersebut.
Allah
SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 197 yang artinya: “Berbekalah, dan
sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah:197).
Harta
benda dan keluarga akan ditinggalkan apabila kematian menjemput tapi ada bekal
amal yang masih mengalir dan tak akan putus. Rosullullah SAW bersabda yang
artinya: “Apabila anak Adam telah meninggal dunia maka terputuslah semua
amalanya terkecuali tiga perkaya yakni, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak soleh yang mendoakanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari
hadis ini Rosullullah mengajarkan kepada kita tentang bekal kita dalam
menghadapi kematian. Tiga perkara amalan yang akan tetap mengalir ketika
manusia yang sudah meninggal yaitu:
1. AMAL JARIYAH
Banyak
bentuk amal jariyah yang dapat kita lakukan salah satunya dengan melakukan
sodakoh. Nilai sodakoh akan bernilai bertambah besar jika kita mau menginfakka
apa yang dicintainya. Sebagaimana Allah berfirman: “Tidak termasuk satu kebaikan
sehingga dia membelanjakan harta yang dicintainya..” (QS. Al-Imran:92).
2. ILMU YANG BERMANFAAT
Dalam
islam menuntut ilmu adalah suatu perkara yang wajib yang harus dipenuhi, sampai
ada sebuah ungkapan “tuntutlah ilmu sekalipun sampai negeri Cina”. Ada juga
sebuah hadis yang mengatakan bahwa “menuntut ilmu itu wajib hukumnya dari
buaian hingga liang lahat” hadis ini menggambarkan kepada manusia bahwa dalam
islam menuntut ilmu itu memiliki tempat tersendiri sehingga para ulama empat
mashab berpendapat menuntut ilmu itu wajib hukumnya. Pepatah Arab mengatakan
yang artinya: “Barang siapa yang menuntut ilmu kemudia dia tidak
mengamalkannya, maka ilmunya itu ibarat pohon yang tidak berbuah”
Maka
dari itulah semua yang kita miliki harus diamalkan, misalnya kita mengetahui
wajibnya zakat tapi kita enggan untuk melaksanakannya. Kitapun tau bahwa yang
tidak mau menyantuni anak yatim itu merupakan yang mendustakan agama namun
justru kita malah menelantarkan anak yatim, ilmu yang bermanfaat selain
diamalkan juga diajarkan kepada orang lain.
Lihatlah
ilmu para ulama seperti Imam Safi’i dan Imam Ghozali meskipun sedah wafat
berabat-abat lamanya tetapi kitab-kitabnya masih dibaca hingga saat ini. Inilah
yang disebut ilmu yang bermanfaat yang akan terus mengalir pahalanya meskipun
pemiliknya sudah wafat.
3. ANAK SOLEH YANG MENDOAKAN ORANG TUANYA
Ketika
seseorang meninggal, amalan yang akan tetap mengalir pada mayit adalah doa anak
soleh, tanpa didikan,arahan dan suritauladan yang baik dari kedua orang tuanya
maka jangan berharap kita mendapatkan anak yang akan mendoakan kita saat kita
sudah wafat. Karena itulah pendidikan dalam keluarga sangat penting untuk
mendapatkan keturunan yang soleh dan soleha yang dapat mengalirkan pahala ketika
orang tua sudah meninggal.
Kita
sebagai manusia berharap bisa mati dalam keadaan khusnul khotimah dan dalam
keadaan dialam Barzah kita mendapatkan rahmat Allah, maka mulai dari sekarang
berbanyaklah bekal berupa amal soleh sehingga kita bisa membawanya hingga alak
Kubur.
Demikianlah
pemaparan artikel tentang BEKAL KEMATIAN
semoga bermanfaat dan semoga setelah membaca artikel ini kita menjdi orang yang
lebih waspada dan lebih giat dalam mempersiapkan bekal kematian yang akan kita
bawa menghadap illahi robbi.